Indef Kritik Prabowo yang Mau Bikin Badan Penerimaan Negara di Bawah Kementerian Keuangan
Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus untuk memaksimalkan pendapatan negara.
Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus untuk memaksimalkan pendapatan negara.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Apa yang dilakukan Prabowo saat menyapa ketua umum partai politik? Ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran terlihat hadir dalam acara tersebut. Saat Prabowo ingin menyapa para ketua umum yang hadir, dia pun berkelakar tengah mempersiapkan nama-nama yang hadir. Sebab, dirinya takut nama tersebut terlewat dapat menyebabkan koalisi tak terbentuk."Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk," kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Kenapa Prabowo Subianto dianggap sebagai Menteri Pertahanan paling berprestasi? “Menhan Prabowo mencatatkan jumlah Net Sentiment tertinggi, yaitu 27,518, yang merupakan indikator kuat dari jumlah besar percakapan positif yang berpusat pada kinerjanya. Hal ini menjadi penanda penting, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi Kabinet Indonesia Maju secara keseluruhan,”
Indef Kritik Prabowo yang Mau Bikin Badan Penerimaan Negara di Bawah Kementerian Keuangan
Indef Kritik Prabowo yang Mau Bikin Badan Penerimaan Negara di Bawah Kementerian Keuangan
Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
Terkait hal tersebut, Direktur Pengembangan Big Data INDEF Eko Listiyanto menilai masalah yang sering terjadi di dalam pemerintahan yakni pembentukan lembaga baru.
Eko bilang, sebenarnya pemerintah pernah membentuk Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan tujuan menstabilkan harga pangan.
Namun hasil kerja badan baru ini tidak optimal. Hal ini menunjukkan perlunya adaptasi yang lebih baik dalam merespon perubahan lingkungan.
"Kita pernah membuat badan pangan ternyata harga pangan enggak stabil. Itu saja menggambar mereka problemnya adaptasi-adaptasi yang mencari bentuk dan lain-lain," kata Eko dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (4/7).
Eko menyebut masalah utama yang dihadapi dalam kelembagaan sering kali berakar pada koordinasi yang tidak efektif dan kurangnya pembentukan standar operasional yang baik.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran proses pembentukan Badan Penerimaan Negara dapat menghadapi tantangan serupa.
- Prabowo Bertaruh Dengan Menteri Negara Lain soal Ekonomi Indonesia Bisa Capai 8 Persen
- Prabowo Dikabarkan Bakal Naikkan Rasio Utang, Apindo: Negara Tidak Boleh Gagal Bayar Utang
- Indef Ingatkan Prabowo-Gibran Tak Boleh Belanjakan APBN Secara Ugal-ugalan
- Berkali-kali Hampir Mati, Prabowo: Saya Tidak Rela Koruptor Terus Mencuri Uang Rakyat
"Dugaan saya ini yang akan terjadi pada Badan Penerimaam Negara, satu hingga dua tahun, bagaimana koordinasi, bagaimana membuat SOP yang bagus," kata Eko.
Eko pun mencontohkan OJK sebagai lembaga baru yang berperan penting dalam sektor jasa keuangan.
Kehadiran OJK dianggap sebagai lembaga super power yang bisa mengatasi masalah di sektornya. Namun yang terjadi, kinerja lembaga ini masuk belum optimal.
"Namun sampai hari ini kasus tidak terselesaikan dari asuransi bahkan perbankan. Memang problem kelembagaan ya ketika kelembagaan diubah bukan otomatis yang menghasilkan angka-angka yang fantastis di tax ratio," terang Eko.
Eko berharap dalam pembentukannya BPN dapat menemukan sosok atau figur yang tepat.
Dengan demikian, keberhasilan BPN tidak hanya tergantung pada pembentukannya, tetapi juga pada kemampuannya untuk bertransformasi sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan negara.
"Mudah-mudahan juga kalau figurnya pas tepat juga mereform ya. Cerita paling real itu kereta api ketika Pak Junan itu merasakan perubahannnya. Ketika figurnya pas mudah-mudahan nanti ada hal yg berubah dari penerima negara yg membaik," tutur Eko.
Lebih lanjut, Eko meminta agar pemerintah berkomitmen untuk memastikan proses pembentukan badan ini dilakukan dengan cermat.
Tak hanya itu, kehadirannya juga bisa memperkuat kerja sama lintas sektoral guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam hal penerimaan negara yang lebih baik dan berkelanjutan.
Sehingga, harapan besar terletak pada kemampuan pemerintah untuk merancang kelembagaan yang adaptif dan efisien.
Di mana BPN dapat menjadi sebuah lembaga yang efektif dan bermanfaat bagi kemajuan ekonomi nasional.
merdeka.com