Indef Soal Defisit Neraca Perdagangan: Kebutuhan Dalam Negeri Kita Tinggi
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menilai secara tren neraca perdagangan Indonesia memang dalam kondisi yang tidak begitu bagus. Ini masih didominasi oleh kebutuhan dalam negeri yang tinggi, kemudian hampir semua produk dalam negeri ada konten impor.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 1,82 miliar. Defisit ini berasal dari impor sebesar USD 17,62 miliar dan ekspor sebesar USD 15,80 miliar.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menilai secara tren neraca perdagangan Indonesia memang dalam kondisi yang tidak begitu bagus. Ini masih didominasi oleh kebutuhan dalam negeri yang tinggi, kemudian hampir semua produk dalam negeri ada konten impor.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dibawa oleh mertua Indah Permatasari? Itu tadi deretan potret bahagia Indah Permatasari dibawakan oleh-oleh sama mertuanya.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Siapa Indi Nuraidah? Indi sering membagikan foto-foto kebersamaannya dengan Lesti, termasuk pada momen Lebaran tahun ini. Ingin tahu lebih banyak tentang Indi Nuraidah, bibi Lesti Kejora? Yuk, simak informasi selengkapnya berikut ini.
-
Apa perubahan penampilan yang dilakukan Indah Permatasari? Indah Permatasari, yang biasanya bergaya dengan rambut panjang, kini tampil beda dengan potongan rambut baru.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Kebutuhan dalam negeri kita tinggi. Implikasinya adalah impor yang meningkat namun ekspor tumbuh tipis sekali," kata Eko saat ditemui di Jakarta, Kamis (15/11).
Eko mengungkapkan, secara umum memang banyak yang memprediksi akan terjadi defisit. Namun harus dilakukan pemerintah adalah menjaga defisit ini agar tidak melebar. Di sisi lain, situasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga beribas pada masuknya barang impor dari kedua negara tersebut.
"Semua serba salah maju kena mundur kena. Kebutuhan utama kita cenderung bertumpu pada impor," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 1,82 miliar. Defisit ini berasal dari impor sebesar USD 17,62 miliar dan ekspor sebesar USD 15,80 miliar.
"Dengan menggabungkan impor dan ekspor maka neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar USD 1,82 miliar pada Oktober 2018," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta.
Impor Indonesia pada Oktober meningkat tajam sebesar 20,60 persen jika dibandingkan pada September 2018. Sementara jika dibandingkan dengan Oktober 2017, impor naik 23,66 persen.
"Ini karena impor migas naik sebesar 26,97 persen dan non migas naik 19,42 persen jika dibandingkan dengan September 2018," jelas Suhariyanto.
Migas sendiri mencatatkan impor pada Oktober sebesar USD 2,91 miliar. Sementara pada sektor non migas mencatatkan impor sebesar USD 14,71 miliar. "Impor ini tetap menjadi perhatian pemerintah, supaya bisa dikendalikan," jelas Suhariyanto.
Baca juga:
Atasi Defisit Neraca Perdagangan, Menteri Jonan Minta RI Tiru Jepang
Neraca Perdagangan Oktober 2018 Desifit USD 1,82 Miliar
Di era Jokowi, neraca dagang perikanan RI diklaim terbaik se-Asia Pasifik
Neraca perdagangan September 2018 surplus USD 227 juta
BI: Defisit neraca perdagangan karena peningkatan impor migas