India Setop Ekspor, Harga Beras Indonesia Bisa Meroket Tinggi
Upaya ini bertujuan untuk mengamankan pasokan sekaligus mengendalikan harga beras non basmati dalam beberapa waktu terakhir.
Upaya ini bertujuan untuk mengamankan pasokan sekaligus mengendalikan harga beras non basmati dalam beberapa waktu terakhir.
India Setop Ekspor, Harga Beras Indonesia Bisa Meroket Tinggi
India Setop Ekspor, Harga Beras Indonesia Bisa Meroket Tinggi
Pemerintah India secara resmi mengumumkan pelarangan ekspor beras putih non-basmati mulai 20 Juli 2023 lalu. Upaya ini bertujuan untuk mengamankan pasokan sekaligus mengendalikan harga beras non basmati dalam beberapa waktu terakhir.
"Kementerian Urusan Konsumen mengatakan larangan itu akan membantu memastikan ketersediaan yang memadai beras putih non-basmati di India, serta menahan kenaikan harga di pasar domestik," tulis CNBC.com dikutip Senin (24/7).
Ekonom ASEAN, Eve Barre mengatakan larangan minggu ini dapat membuat harga beras melonjak lebih tinggi lagi.
Selain itu, larangan ekspor beras juga akan mempengaruhi pasokan global di negara-negara berkembang.
"(Pasokan)beras global akan mengetat secara drastis, karena negara ini adalah produsen makanan pokok kedua terbesar di dunia,"
kata Eve Barre.
Barre menambahkan, Bangladesh dan Nepal akan paling terpukul oleh larangan tersebut. Mengingat, kedua negara itu tujuan ekspor utama beras asal India.
Sebagai informasi, India merupakan pengekspor beras terkemuka di dunia. Negeri Bollywood ini menyumbang lebih dari 40 persen perdagangan beras global, serta produsen terbesar kedua setelah China
Tujuan teratas untuk beras India termasuk Bangladesh, Cina, Benin, dan Nepal.
Negara-negara Afrika lainnya juga mengimpor beras India dalam jumlah besar.
Melansir laman harga pangan Bank Indonesia, harga beras kualitas bawah berkisar Rp10.750 per kilogram hingga Rp15.800 per kilogram. Harga beras tertinggi berada di provinsi Kalimantan Selatan mencapai Rp15.800 per kilogram.