Indonesia Dapat Dana Hibah Rp1,3 Triliun dari Bank Dunia, untuk Apa?
Nantinya, layanan bus listrik BRT ini akan terintegrasi dengan terminal tipe A eksisting di Bandung, semisal Terminal Leuwi Panjang dan Cicaheum.
Tak hanya Bandung, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, layanan bus listrik melalui BRT ini juga akan dilakukan untuk Kota Medan.
Indonesia Dapat Dana Hibah Rp1,3 Triliun dari Bank Dunia, untuk Apa?
Indonesia Dapat Dana Hibah Rp1,3 Triliun dari Bank Dunia, untuk Apa?
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengantongi dana hibah senilai Rp1,3 triliun dari Bank Dunia (World Bank), untuk pengadaan bus listrik dengan konsep bus rapid transit (BRT) di Bandung Raya.
Tak hanya Bandung, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, layanan bus listrik melalui BRT ini juga akan dilakukan untuk Kota Medan.
"Kita sekarang dapat bantuan dari World Bank bersama Kota Medan dan Bandung, kita akan ada ruang fiskal yang memadai, dan akan dibantu 462 armada bus listrik oleh World Bank" jelasnya saat mengunjungi Terminal Cicaheum, Bandung, Minggu (4/2).
Menhub lantas meminta pemerintah daerah (pemda) setempat dan dinas perhubungan (dishub) untuk proaktif melakukan persiapan.
"Kalau enggak nanti tertinggal, dana yang sudah disiapkan World Bank tidak bisa digunakan. Mudah-mudahan ini bisa dilaksanakan dengan baik," pintanya.
Nantinya, layanan bus listrik BRT ini akan terintegrasi dengan terminal tipe A eksisting di Bandung, semisal Terminal Leuwi Panjang dan Cicaheum. Proses revitalisasi sudah dilakukan di Terminal Leuwi Panjang, Cicaheum akan menyusul.
"Oleh karenanya ini harus terintegrasi. (Sebanyak) 462 (armada bus listrik) itu suatu jumlah yang masif. Insya Allah nanti paling tidak ada 20 rute yang melintas di Bandung. Ini akan menurunkan tingkat kemacetan, dan dari point to point, dari utara ke selatan, timur, barat, itu akan diselesaikan," paparnya.
"Apalagi ini sudah ada asetnya. Jadi jangan difungsikan yang lain, kita bangun, dan ini dengan mengkolaborasikan dengan World Bank, maka ruang fiskal yang kita dapatkan akan lebih baik," imbuh Menhub.
Khusus untuk pengadaan bus listrik di Bandung Raya, Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Suharto menambahkan, dana Rp 1,3 triliun dari Bank Dunia akan turut dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur penunjang.
"Anggaran untuk kegiatan di Bandung Raya ini sekitar Rp 1,3 triliun yang dari World Bank. Menambahkan apa yang disampaikan pak Menteri, Rp 1,3 triliun itu memang tidak hanya untuk kegiatan di sarana saja, tapi termasuk di dalamnya membangun infrastruktur," terangnya.
"Di dalamnya ada kegiatan untuk pembangunan depo, kemudian ada pembangunan untuk halte, dan ada dedicated lane khusus kurang lebih sepanjang sekitar 20 km yang akan melintas di sekitar Bandung Raya ini," jelas Suharto.
Program bus listrik BRT di Bandung nantinya akan memakai lajur khusus dari jalan eksisting. "Semuanya at grade, tidak ada yang elevated. Karena elevated pasti nilainya lebih tinggi lagi," pungkas Suharto.