Indonesia diyakini tak lagi masuk daftar ekonomi rapuh
Staf ahli presiden yakin IHSG saham sampai nilai tukar Rupiah tak terpengaruh isu global.
Fundamental perekonomian Indonesia mendapat sorotan positif media asing, setelah kinerja triwulan I diumumkan pekan ini. Surat kabar Sydney Morning Herald, Sabtu (5/4), melansir indikator yang menunjukkan bahwa Indonesia tak lagi masuk deretan lima negara dengan ekonomi rapuh (fragile five).
Indikator pertama adalah nilai tukar Rupiah, kini berkinerja terbaik kedua sejagat dengan penguatan 7,6 persen. Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memasuki akhir triwulan III telah melonjak 13 persen, dan jadi salah satu bursa paling menonjol di Asia.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
"Bila kita melihat tren positif ini berlanjut, maka ekonomi Indonesia akan sangat menjanjikan sepanjang tahun," kata Joshua Crabb, manajer portofolio dari perusahaan sekuritas Australia, BlackRock.
Fragile Five adalah istilah lembaga keuangan Morgan Stanley, untuk menggambarkan negara mana saja patut dihindari investor dalam menanamkan portofolio. Indonesia masuk dalam deretan itu, bersama Brasil, Turki, Afrika Selatan, dan India.
Alasannya, indeks bursa, kurs, hingga neraca perdagangan anjlok akibat penarikan stimulus likuiditas bank sentral Amerika Serikat (The Fed), Juli tahun lalu. Sebagai contoh, Rupiah sempat terdepresiasi 20 persen, sehingga tembus Rp 12.000 per USD.
"Tapi seluruh tanda-tanda menunjukkan dari awalnya bermasalah, Indonesia telah bangkit kembali dalam beberapa bulan," kata salah satu analis JP Morgan yang dikutip Sydney Morning Herald.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah lebih jauh meyakini fundamental ekonomi Tanah Air memang sudah menguat. Pendapat itu dari hasil perbandingannya atas kondisi tahun lalu, ketika semua indikator makro anjlok.
"Secara umum perekonomian nasional dapat terjaga positif dan stabil di tengah tekanan ekonomi dunia,” ujarnya seperti dikutip dari lama setkab.go.id, kemarin.
Indikator lain digunakan Firmanzah adalah catatan Bank Indonesia, bahwa dana asing masuk mencapai Rp 54 triliun selama Januari-Maret 2014. Angka ini jauh lebih besar dari jumlah dana asing yang masuk ke Indonesia sepanjang tahun 2013 yang mencapai Rp 28 triliun. Artinya, investor meyakini Indonesia akan pulih setelah sempat dihantam isu penarikan stimulus.
Justru, ketika China dilaporkan akan mengalami perlambatan ekonomi bulan ini, dan mengancam stabilitas global, Firmanzah mengklaim negara ini akan tetap bisa menjaga pertumbuhan.
"Dampak sentimen eksternal hanya bersifat sesaat dan relatif kecil pengaruhnya khususnya bagi negara-negara dengan fundamental yang kuat," kata guru besar Universitas Indonesia itu.
Baca juga:
ADB sebut China jadi ancaman pertumbuhan ekonomi Indonesia
ADB prediksi pertumbuhan Indonesia tak mampu sentuh 6 persen
BI revisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi 2014
Pertumbuhan ekonomi perlebar jurang kaya dan miskin
Pemerintah korbankan kekayaan alam demi pertumbuhan ekonomi