Indonesia Impor AC, Anggur Hingga Kurma di Maret 2019
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan impor ini salah satunya disebabkan oleh impor beberapa barang konsumsi yang mengalami peningkatan. Adapun di antaranya adalah air conditioner (AC), anggur dan jeruk mandarin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Maret 2019 sebesar USD 13,49 miliar. Angka ini tercatat naik sebesar 10,31 persen dibandingkan pada Februari 2019.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan impor ini salah satunya disebabkan oleh impor beberapa barang konsumsi yang mengalami peningkatan. Adapun di antaranya adalah air conditioner (AC), anggur dan jeruk mandarin.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Konsumsi yang naik barangnya di antaranya impor AC, mesin-mesin AC kemudian anggur fresh dari aussie," ujar Suhariyanto saat memberi keterangan pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (15/4).
Selain beberapa komoditas tersebut, Indonesia juga ternyata sudah mulai mengimpor kurma jelang Ramadhan. Tercatat pada Maret, Indonesia sudah mengimpor kurma segar dan kering sebesar USD 19 juta.
"Selain anggur, ada impor jeruk mandarin baik fresh dan dry. Satu lagi karena mendekati Ramadhan ada impor kurma dari Tunisia, sesuatu yang biasa," jelas Suhariyanto.
Menurut penggunaan barang, impor juga disumbang oleh impor bahan baku atau penolong yang mencapai minus 21,11 persen secara month to month atau turun senilai USD 9,01 miliar.
Suhariyanto menjelaskan jika dibandingkan pada Maret 2018 impor bulan ini mengalami penurunan sebesar 6,67 persen. Selain itu, jika dilihat pergerakan impor dibandingkan Januari-Maret 2018 nilai impor Januari-Maret 2019 tercatat lebih rendah.
Secara kumulatif total impor Januari-Maret 2019 tercatat mencapai USD 40,7 miliar. Jika dibandingkan Januari-Maret 2018 nilai tersebut tercatat turun sebesar 7,40 persen. "Dengan catatan, impor terbesar masih mesin dan pesawat mekanis, dan mesin dan peralatan listrik," tandasnya.
Baca juga:
Wapres JK Bantah Indonesia Alami Deindustrialisasi
BPS Catat Ekspor RI di Maret 2019 Naik 11,71 Persen
Maret 2019, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD 0,54 Miliar
Jokowi Soal Defisit Neraca Perdagangan: Impor Petrochemical Terbesar
Mendag Enggar Larang Pengusaha Ekspor Rotan Mentah
Bantah Mendag, Menko Darmin Sebut Impor Bawang Putih Tetap Jalan