Indonesia Jadi Negara Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya
KLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.
Indonesia merupakan negara dengan penyumbang sampah terbesar kedua di dunia setelah China. Salah satunya karena penggunaan plastik yang masih sangat tinggi.
Indonesia Jadi Negara Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya
Indonesia Jadi Negara Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya
- Lewat Cara Ini, Indonesia Bisa Dongkrak Nilai Ekspor Kelapa 10 Kali Lipat
- RI Penyumbang Sampah Plastik Ketiga Dunia, Puan Minta Pemerintah Lakukan Langkah Konkret untuk Mengatasinya
- Indonesia Punya Perusahaan Pelayaran Terbesar di Dunia, Ini Potret Megahnya
- Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Subholding gas Pertamina, PT PGN Tbk dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengampanyekan masyarakat agar bijak menggunakan plastik demi menjaga kelestarian lingkungan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Tulus Laksono mengungkapkan, Indonesia merupakan negara dengan penyumbang sampah terbesar kedua di dunia setelah China. Salah satunya karena penggunaan plastik yang masih sangat tinggi.
"Persentase sampah plastik dari total semua jumlah sampah adalah 18,7 persen. Jadi kalau sampah sebesar 19 juta ton per tahun, maka plastiknya 18,7 persennya," sebut Tulus dikutip dari Antara.
KLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.
Seluruh lapisan masyarakat, menurut dia, wajib menjaga kesehatan Bumi dan lingkungan dengan pemerintah memiliki porsi lebih yang diatur dalam undang-undang.
"Kepedulian lingkungan bisa dimulai dari hal-hal kecil di rumah. Sampah yang nonorganik bisa dipilah kemudian ditaruh di bank sampah. Saat ini, banyak bank sampah digalakkan di masyarakat, ini juga efektif diterapkan untuk anak-anak di sekolah. Dukungan swasta dan berbagai pihak penting untuk menangani polusi termasuk sampah plastik," ujar Tulus.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Harry Budi Sidharta mengatakan, pihaknya berkomitmen menerapkan aspek environtmental, social, and governance (ESG) dalam menjalankan perannya sebagai penyalur gas bumi.
Dalam peringatan Hari Bumi, dia secara khusus mengajak masyarakat lebih bijaksana dalam menggunakan plastik yang limbahnya cukup besar dan sulit terurai, sehingga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.
Harry menambahkan pihaknya juga menekankan kepada seluruh perwira Subholding Gas agar meningkatkan kepedulian lingkungan dan bijak dalam menggunakan plastik. PGN mempunyai tanggung jawab yang besar dan harus mendukung pemerintah dalam upaya menjaga Bumi.
"Tidak mungkin tidak menggunakan plastik. Tapi, bagaimana caranya kita bisa menggunakannya dengan bijaksana," katanya.
Menurut dia, posisi PGN sebagai perusahaan di sektor migas yang dekat dengan eksploitasi memiliki tanggung jawab lingkungan yang lebih besar dari yang lain.
"Maka, awareness dan real action harus dilakukan agar operasional PGN di industri gas bumi dengan meminimalisir dampak buruk bagi lingkungan," ujar Harry.
Pada 2023, PGN menurunkan limbah B3 yang dihasilkan dari 14.646 ton pada 2022 menjadi 13.607 ton. Sedangkan, limbah non-B3 turun dari 163,3 ton pada 2022 menjadi 142,2 ton.
Aksi kepedulian lingkungan dan pengelolaan sampah Subholding Gas Pertamina juga dilaksanakan oleh anak perusahaan dan wujud aksinya disalurkan kepada masyarakat sekitar.