Indonesia Wajib Waspada Peningkatan Efek Rumah Kaca Saat Pemulihan Ekonomi
Berdasarkan Natural Change dan Global Carbon Project, sejak negara-negara merelaksasi kebijakan penguncian wilayah (lockdown) demi pemulihan ekonomi, tingkat emisi Co2 dari bahan bakar fosil kembali meningkat. Walaupun sebelumnya sempat mengalami penurunan drastis di Bulan Maret dan April 2020.
World Meteorological Organization (WMO) mencatat, selama masa pandemi Covid-19, emisi gas rumah kaca (GRK) mengalami penurunan hingga 6 persen. Sayangnya, penurunan emisi tersebut disinyalir hanya dalam jangka pendek.
"Setelah kita lakukan pendalaman, ternyata hanya sementara, itu harus dengan peta jalan yang konkret. Ini harus dipantau carbon reduction," kata Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Adi Budiarso dalam Webinar LPPI bertajuk 'Mengelola Disrupsi Kembar', Jakarta, Jumat (3/7).
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Apa yang dilakukan PNM untuk menekan polusi? “Mangrove ini luar biasa manfaatnya, selain dari aspek lingkungan juga memberi manfaat lain bagi manusia. Apalagi saat ini kualitas udara memburuk akibat polusi. Ini jadi ikhtiar kami memberikan multiple effect untuk lingkungan, ekonomi juga kesehatan,” papar Arief.
-
Kapan Purwanto meninggal dunia? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang dilakukan oleh Nasya baru-baru ini? Gadis cantik ini baru saja menyelesaikan kuliahnya.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
Pola peningkatan laju emisi umumnya beriringan dengan laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis. Hal ini sempat terjadi di Amerika Serikat.
Berdasarkan Natural Change dan Global Carbon Project, sejak negara-negara merelaksasi kebijakan penguncian wilayah (lockdown) demi pemulihan ekonomi, tingkat emisi Co2 dari bahan bakar fosil kembali meningkat. Walaupun sebelumnya sempat mengalami penurunan drastis di Bulan Maret dan April 2020.
Peningkatan intensitas emisi gas rumah kaca di atmosfer terus mengalami tren peningkatan. Sehingga mempercepat terjadinya perubahan iklim .
Berdasarkan Global Risk Report 2019, risiko lingkungan dan potensi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim diprediksi semakin besar. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap bencana ekologis akibat perubahan iklim.
Adi menjelaskan, perubahan iklim sudah menjadi masalah global. Diprediksi suhu di udara bisa mengalami peningkatan 1-2 derajat. Jika terjadi kenaikan suhu 1 derajat akibatnya ada banyak hewan yang akan punah. "Kita harus serius menjaga pemanasan global. Jangan sampai naik 1,5 derajat," kata Adi.
Pemerintah Perlu Mencari Pendanaan Alternatif
Adi melanjutkan, hal ini perlu diantisipasi oleh pemerintah Indonesia. Mengingat, negara ini masih berkomitmen untuk mencapai target National Determined Contribution (NDC) di tahun 2030.
Jika laju emisi gas rumah kaca saat pemulihan ekonomi tidak diantisipasi, maka akan mempersulit upaya pencapaian target NDC tersebut. Namun, di sisi lain, upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) mempersulit ruang fiskal untuk membiayai aksi perubahan iklim.
Untuk itu, pemerintah perlu memobilisasi sumber pembiayaan di luar dana publik (APBN). Agar, upaya pencapaian target NDC bisa tetap berjalan sesuai rencana.
Saat ini Indonesia sedang bekerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan tersebut. Setidaknya pembiayaan yang diperlukan mencapai USD 247 miliar sampai tahun 2030. "Pembiayaannya juga kita hitung sampai USD 19 miliar per tahun, kata Adi.
(mdk/bim)