Ini 6 penyebab ketimpangan kaya-miskin Indonesia menyempit
Faktor pertama adalah kenaikan upah buruh tani harian sebesar 2,99 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mencatat, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia (gini ratio) pada Maret 2016 sebesar 0,397. Menurutnya, ada beberapa faktor yang mendorong perbaikan tingkat ketimpangan pengeluaran kaya-miskin selama periode Maret 2015-Maret 2016.
Pertama, adanya kenaikan upah buruh tani harian sebesar 2,99 persen, yakni dari Rp 46.180 pada Maret 2015 menjadi Rp 47.559 pada Maret 2016. Kedua, kenaikan upah buruh bangunan harian sebesar 2,29 persen, yakni dari Rp 79,657 pada Maret 2015 menjadi Rp 81.481 pada Maret 2016.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Ini berpengaruh karena dengan naiknya pendapatan maka pengeluarannya juga ikut meningkat," kata Suryamin di kantornya, Jakarta, Jumat (19/8).
Ketiga, terjadi peningkatan jumlah pekerja bebas di sektor pertanian dari 5,1 juta orang pada Februari 2015 menjadi 5,2 juta orang pada Februari 2016. Sedangkan untuk pekerja bebas non-pertanian juga mengalami peningkatan, dari 6,8 juta orang pada Februari 2015 menjadi 7 juta orang pada Februari 2016.
Keempat, ada kenaikan pengeluaran perkapita per bulan penduduk 40 persen terbawah dari Rp 371.336 pada Maret 2015 menjadi Rp 416.489 pada September 2015, dan meningkat kembali menjadi Rp 423.969 pada Maret 2016.
"Meski porsinya menurun, yakni sebesar 17,02 persen pada Maret 2016, namun justru pengeluarannya meningkat," imbuhnya.
Kelima, adanya kenaikan pengeluaran yang merefleksikan peningkatan pendapatan kelompok penduduk bawah tidak lepas dari upaya pembangunan infrastruktur padat karya, bantuan sosial, serta perbaikan pendapatan PNS golongan bawah.
Keenam, penurunan gini ratio ini kemungkinan besar terkait dengan menguatnya perekonomian penduduk kelas menengah bawah diakibatkan dari pembangunan infrastruktur, lebih kondusifnya pengembangan usaha, dan beragam skema perlindungan sosial yang dijalankan oleh pemerintah.
Baca juga:
Tingkat ketimpangan kaya-miskin di Sulawesi Selatan tertinggi di RI
Maret 2016, tingkat ketimpangan kaya-miskin Indonesia turun
BPS: Ekspor babi hidup ke Singapura naik 11 persen
Kementan dan BPS buat sistem pendataan pangan secara online
Juli 2016, Indonesia surplus dagang USD 598,3 miliar
Pertanian dorong pertumbuhan ekonomi RI kuartal II-2016
BKPM gandeng BPS tangkal kekisruhan data investasi