Ini alasan harga jengkol lebih mahal dari ayam potong
Harga jengkol naik Rp 4.000 per kilogram (kg) yang awalnya mencapai Rp 32.000 menjadi Rp 36.000 per kg.
Harga panganan jengkol kembali naik. Kenaikan harga jengkol disebabkan pasokan ke penjual jengkol menurun.
Di pasar induk Kramat Jati misalnya, harga jengkol naik Rp 4.000 per kilogram (kg). Harga jengkol yang awalnya mencapai Rp 32.000 menjadi Rp 36.000 per kg.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
"Sudah seminggu ini harganya tinggi," ujar Pedagang jengkol, Suparto di Jakarta, Jumat (22/4).
Suparto mengaku jengkol yang berada di pasaran memiliki kualitas yang bagus. Wajar apabila harga jengkol masih tinggi saat ini.
"Ini tidak ada yang bolon-bolong, belum direndem pula," kata dia.
Penghasilan Suparto pun meningkat hampir 30 persen per hari. Dalam sehari, dia mampu menjual kurang lebih 100 kg.
Dia menegaskan pasokan jengkol mengalami penurunan, sedangkan permintaan sangat banyak. Atas dasar itulah, harga jengkol masih tinggi hingga kini.
Suparto juga mengatakan turunnya pasokan bukan karena cuaca melainkan banyaknya permintaan. Jengkol masih menjadi komoditas dagang yang menjanjikan.
"Jadi ini masih banyak yang cari," jelas dia.
Sementara itu, pedagang jengkol lainnya, Parjiyo mengatakan para pedagang jengkol rata-rata hanya mendapatkan untung tipis sekitar Rp 2.000 per kg.
"Rata-rata kami ambil keuntungan sekitar Rp 2.000 saja", pungkas dia.
Sebelumnya, harga jengkol di pasar tradisional Jakarta mengalami kenaikan yang cukup tinggi, bahkan harganya lebih mahal di banding ayam potong.
Pantauan merdeka.com, beberapa hari lalu, harga jengkol mencapai Rp 50.000 per kilogram ,sedangkan ayam potong perekornya hanya Rp 41.000 per ekor ukuran besar.
"Kalau buat harga enggak bakalan bisa stabil, dari siapa saja yang ngejabat enggak bakalan bisa segitu-gitu aja harganya. Harga tergantung dari panennya, kalau lagi banyak ya murah, kalau lagi langka ya harganya tinggi," ujar salah satu pedagang, As di Pasar Minggu, Jakarta, Senin (18/4).
Menurutnya, harga normal jengkol per kilogram biasanya hanya mencapai Rp 20.000, dan biasanya terjadi saat musim panen jengkol yang terjadi di kalimantan.
Akibat kenaikan harga yang cukup tinggi, para pedagang terpaksa mengurangi stok dagangannya. Biasa per hari menyediakan barang hingga 150 kilogram kini hanya sekitar 30 kilogram.
Sebelumnya, seorang pedagang warteg di Jalan Menteng, Kota Bogor, Jawa Barat, mengeluh selama tiga hari terakhir ini ia tidak dapat menyajikan hidangan semur jengkol kepada pelanggannya, karena harganya mahal.
"Harga jengkol lebih mahal dari harga ayam," kata Tuti (35), Jumat (11/3).
Menurut Tuti, harga jengkol naik drastis yang biasanya dari Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per kilogram menjadi Rp 35.000 per kilogram. Sementara harga ayam potong per kilonya hanya Rp 30.000.
"Kalau Rp 35.000 mana sanggup saya beli, padahal banyak yang menanyakan jengkol. Tapi saya tidak kuat belinya," kata dia seperti dikutip Antara.
Tuti yang sudah berjualan warteg sejak 2003 ini biasa membeli jengkol atas permintaan pelanggannya. Untuk berbelanja kebutuhan warteg dia belanja di Pasar Jambu Dua. Sehari dia biasa membeli dua kilogram.
Baca juga:
Keluhan pedagang warteg harga jengkol lebih mahal dibanding ayam
Harga sekilo jengkol lebih mahal dibanding seekor ayam
Harga jengkol lebih mahal dari ayam, pedagang warteg menjerit
Di Serang harga jengkol tembus Rp 55 ribu, lebih mahal dari ayam
Harga jengkol di Waykanan capai Rp 40 ribu per kilogram
Harga jengkol di Jambi capai Rp 55 ribu per kilogram
Jelang puasa, harga jengkol kembali naik