Ini Profil Wanita yang Dijadikan Logo Jamu Merek Nyonya Meneer
Jamu masih menjadi obat tradisional yang masih banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Nyonya Meneer menjadi salah merek jamu yang melegenda di Indonesia. Kemasan produk jamu ini identik dengan foto wanita yang mengenakan sanggul.
Jamu masih menjadi obat tradisional yang masih banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Nyonya Meneer menjadi salah merek jamu yang melegenda di Indonesia. Kemasan produk jamu ini identik dengan foto wanita yang mengenakan sanggul.
Lantas siapa wanita bersanggul yang dijadikan logo Nyonya Meneer?
-
Apa yang PT ERELA produksi? PT ERELA memproduksi berbagai macam sediaan obat seperti kapsul, tablet, kaplet, sirup, salep kulit, tetes telinga, tetes hidung, dan tetes mata, yang mengikuti kebutuhan pasar.
-
Di mana sentra produksi Mangga Podang di Kediri? Kebun Mangga Podang di Kediri tersebar di beberapa daerah seperti Kecamatan Mojo, Banyakan, Semen, dan Tarokan.
-
Apa yang ditawarkan oleh merek tas wanita lokal? Banyak tersedia merek tas wanita lokal dengan harga terjangkau dan kualitasnya terjamin, berikut rekomendasinya.
-
Apa yang diproduksi oleh perusahaan kayu jati milik Belanda di Semarang itu? Perusahaan yang dulunya memproduksi kayu gelondongan itu kemudian mengubah hasil produksinya menjadi kayu yang siap olah.
-
Produk apa saja yang terkenal di dunia dan ternyata asli produk lokal Indonesia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Apa yang diproduksi oleh Pabrik Tenun Kesono di masa kejayaannya? Saat itu, pabrik tenun ini memproduksi sarung, handuk, kain perempuan, hingga pesanan seragam dari KNIL (tentara kerajaan Hindia Belanda).
Mengutip Liputan6.com, Rabu (21/6), wanita yang dijadikan logo Nyonya Meneer tersebut memiliki nama asli bernama Lauw Ping Nio. Dia merupakan keturunan dari pasangan Tionghoa-Jawa kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, 1895 silam.
Sejak kecil, masyarakat disekitarnya kerap menyebutnya dengan panggilan Nonie Menir yang ditulis dengan ejaan Belanda 'Meneer'. Dia sendiri bukan merupakan keturunan Belanda.
Saat dalam kandungan, sang ibu gemar sekali memakan butiran-butiran halus sisa tumbukan padi yang dalam bahasa Jawa disebut Menir. Maka saat Lau Ping Nio lahir, sang ibu lebih memilih memanggilnya dengan sebutan Meneer.
Pada suatu hari, ketika sang suami mengalami sakit perut parah. Meneer berhasil menyembuhkan penyakit suaminya dengan racikan jamu yang dibuat nya. Padahal, tak ada satu pun dokter yang berhasil menyembuhkan penyakit suami tercintanya itu. Meneer berhasil meracik sejumlah tanaman dengan peralatan seadanya.
Kemampuannya ini diwariskan oleh sang ibu yang pernah mengajarkan dia untuk menyembuhkan penyakit secara tradisional dengan menggunakan obat-obatan herbal. Belakangan diketahui, suaminya terkena sariawan usus dan jamu pertamanya berkhasiat mengobati penyakit tersebut.
Mengapa Nyonya Meneer menggunakan potret wajah sendiri sebagai logo produk jamunya?
Jauh hari sebelum perusahaannya berdiri, Nyonya Meneer sudah memasang potret wajahnya di kemasan produknya. Dia juga telah meminta maaf pada semua pelanggannya karena memasang potret wajahnya.
Menurut Nyonya Meneer pemasangan logo wajahnya bukan karena ingin tenar, melainkan untuk menjamin keaslian racikan jamunya tersebut. Selain itu, penggunaan potret di merek produk zaman dulu merupakan tindakan yang lazim dilakukan para pelaku usaha.
Pun, kemasan produk hasil racikan keturunan Tionghoa memang sering memakai potret pendirinya sebagai jaminan bahwa produknya memang berkualitas. Tak ada satupun yang menyangka, potret itu kini menjadi lambang produk jamu yang mendunia.
Sayangnya, PT Nyonya Meneer dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang pada 2017 lalu. Perusahaan itu harus pailit karena memiliki utang kepada 35 kreditur yang jumlah totalnya mencapai Rp 89 Miliar.
(mdk/azz)