Ironis, RI penghasil kopi terbesar tapi hanya raup untung 10 persen
Negara-negara penghasil kopi, seperti Brazil, Vietnam dan Indonesia hanya menikmati 10 persen dari nilai perdagangan kopi tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya penggunaan teknologi dalam proses pengolahan kopi oleh negara penghasil kopi tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Darmin Nasution mengatakan potensi pengembangan kopi ke depan sangat besar, dengan total produksi kopi dunia saat ini bernilai USD 24 miliar sementara total harga perdagangan kopi yang dikonsumsi dunia bernilai USD 240 miliar.
"Tapi yang menarik adalah negara penghasil hanya berhasil mengolahnya menjadi biji kopi mengeringkannya. Karena kalau sudah di roaster kopi tidak bakal lama. Tapi kalau dikeringkan dia akan tahan lama dan negara maju mengolahnya menjadi bubuk kopi," ungkapnya di Jakarta, Kamis (26/4).
-
Di mana Kedai Kopi Berbagi berlokasi? Kedai Kopi Berbagi yang berlokasi di Margahayu, Jalan Mars Utara III, Kota Bandung ini begitu menginspirasi.
-
Bagaimana proses pengolahan kopi di Kampung Kopi Gombengsari? Khususnya tentang pertanian kopi robusta dimulai dari pengenalan jenis tanaman, pengolahan lahan, perawatan cabang, pengolahan hasil panen, roasting kopi secara tradisional sampai menyeduh kopi sendiri.
-
Bagaimana ular sowo kopi berburu mangsanya? Ular sowo kopi merupakan ular tidak berbisa. Mereka cenderung mengandalkan gigitan dan lilitannya untuk berburu mangsa.
-
Bagaimana Dul Coffe meracik kopinya? Dull Coffee menyajikan kopi yang kita roasting sendiri dengan menggunakan biji kopi Gayo dan Temanggung. Sehingga cita rasa kopinya pun autentik dengan aroma yang khas. Apalagi di sini pelanggan dapat melihat langsung proses pembuatan kopi yang mereka pesan,” ujar Abdul.
-
Di mana letak Kampoeng Kopi Banaran? Ini adalah destinasi wisata yang populer di Semarang, tepatnya berlokasi di Jl. Raya Bawen - Solo KM 1,5 Bawen, Gentong, Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
-
Apa yang dirasakan penikmat kopi ketika menikmati secangkir kopi? Pengalaman menikmati kopi tidak hanya sebatas rasa di lidah. Setiap cangkir kopi membawa suasana khusus, mulai dari momen kesendirian yang penuh introspeksi hingga pertemuan hangat bersama teman-teman.
Meski demikian, negara-negara penghasil kopi, seperti Brazil, Vietnam dan Indonesia hanya menikmati 10 persen dari nilai perdagangan kopi tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya penggunaan teknologi dalam proses pengolahan kopi oleh negara penghasil kopi tersebut.
Padahal, Indonesia memiliki potensi produksi kopi yang besar. Produksi kopi di Indonesia mencapai 500 kg per hektar, namun Indonesia masih tertinggal dari aspek pengolahan. Ini lah yang membuat Indonesia hanya bisa memproduksi kopi tanpa bisa mengolah dan menjualnya dengan nilai yang lebih tinggi.
"Dengan segala teknologi, ini ironis sekali itu alatnya dari sana (negara maju), bukan buatan kita itu sebabnya tadi kita hanya 10 persen saja dari USD 24 miliar. Seluruh negara yang menjual kopi termasuk kita sedikit yang sudah siap diminum, itu jatuh ke tangan negara-negara maju," jelas dia.
Baca juga:
Ini tanggapan pengusaha akan kehadiran indeks acuan harga minyak sawit Indonesia
Temui JK, Mendag Enggar bahas kebijakan balasan jika CPO Indonesia ditolak Uni Eropa
BUMN harap pabrik gula di NTT penuhi kebutuhan gula nasional
Pelindo III gandeng 3 perusahaan dorong ekonomi Indonesia Timur
Sinar Mas terima SK penyerahan klasterisasi sawit swadaya