Jika Harga Pupuk Naik Rp1.000, Produksi Padi Turun Setengah Ton Per Hektare
Akan ada dampak yang cukup berat jika tak ada pupuk subsidi.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengungkap dampak kenaikan harga pupuk terhadap produktivitas pertanian di Tanah Air.
Salah satu alasannya, pupuk memiliki kontribusi 62 persen terhadap produktivitas pertanian.
- Harga Pupuk Naik Rp1.000 Produksi Padi Bisa Anjlok 5 Juta Ton, Begini Penjelasannya
- Mentan Tegaskan Tak Ada Kelangkaan Pupuk Subsidi di Kabupaten Karawang
- Anggaran Subsidi Pupuk Ditambah Rp14 Triliun, Ini Sederet Manfaat Dirasakan Petani
- Dirut Pupuk Kaltim: Stok Pupuk Sangat Mencukupi, Jauh di Atas Kebutuhan Petani
Dia mencatat juga, kenaikan harga pupuk akan menurunkan kemampuan penyerapannya di lapangan.
Misalnya, ketika harga pupuk naik Rp1.000, maka konsumsi urea dan MPK akan turun masing-masing 14 persen. Ini menjadi tanda penurunan produktivitas petani.
Maka langkah yang tepat untuk mengantisipasinya dengan memperbanyak kuota subsidi dan sasarannya dinilai menjadi cara yang tepat.
"Price elasticity-nya adalah setiap (kenaikan harga pupuk) Rp 1.000 akan menurunkan konsumsi urea 14 persen dan MPK 14 persen," kata Rahmad dalam diskusi soal pupuk subsidi, di Langham Hotel, Jakarta, Rabu (17/7).
Dia mengatakan, penurunan produksi petani, khususnya padi menunjukkan angka yang tidak sedikit. Tercatat, produksi padi bisa turun setengah ton per hektarenya.
"Apa dampaknya penurunan konsumsi Urea dan MPK ini? penurunan ini akan berakibat pada penurunan produktivitas pertanian khususnya padi sebesar setengah ton per hektare," tegasnya.
Dia mengatakan, kontribusi pupuk ke produktivitas tercatat sebesar 62 persen. Jika dilihat dari porsi biaya penanaman, pupuk mencatat bagian 23 persen. Adanya pupuk subsidi, menurutnya turut membantu meringankan petani sekaligus meningkatkan produktivitas.
"Pupuk itu berkontribusi terhadap 62 persen produktivitas tanaman dan kalau dilihat dari biaya subsidi, pupuk itu 23 persen dan pupuk subsidi menurunkan biaya produksi sebesar 9 persen," ucapnya.
Kembali ke hitungan kenaikan tadi, Rahmad mengindikasikan akan ada dampak yang cukup berat jika tak ada pupuk subsidi. Utamanya terhadap produktivitas guna menopang ketahanan pangan RI.
"Jadi bayangkan kalau harga pupuk itu naik Rp 1.000, bayangkan kalau tidak ada pupuk subsidi kemudian harga pupuk naik 3 kali lipat apa yang akan terjadi dengan Indonesia?," kata dia.
"Menurut kami penting sekali antara hubungan antara korelasi yang tegas antara pupuk dengan produktivitas pertanian ini," imbuh Rahmad Pribadi.