Jumlah Pengunjung Turun 95 Persen, Hotel di Puncak Rumahkan Karyawan
Sepinya tingkat hunian sangat dirasakan pengelola hotel dan restoran sejak dua pekan terakhir, tepatnya sejak diberlakukannya jaga jarak sosial dan kerja dari rumah di seluruh wilayah di Indonesia.
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cianjur, Jawa Barat, mencatat penurunan tingkat hunian hingga 95 persen sejak merebaknya Covid-19, bahkan sejumlah hotel di kawasan Puncak-Cipanas,terpaksa merumahkan pegawainya.
"Sejak merebaknya Covid-19, tingkat hunian paling tinggi diangka 5 persen, sehingga pihak pengelola terpaksa merumahkan karyawan untuk mengurangi pengeluaran karena sepinya hunian," kata Ketua PHRI Cianjur, Nano Indra Praja dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (1/4).
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Kapan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
-
Kapan Siantar Hotel diresmikan? Mengutip dari beberapa sumber, Siantar Hotel dulunya diresmikan pada 1 Februari 1915.
-
Siapa yang memberi kesaksian tentang kenikmatan Rawon Iga Hotel Majapahit? Salah satu penikmat kuliner di Surabaya, Essa Adeline, memberi kesaksian akan kenikmatan Rawon Iga Hotel Majapahit.
-
Kapan tingkat hunian hotel di Gunungkidul mengalami peningkatan? Berdasarkan catatan PHRI, rata-rata tingkat hunian hotel di Gunungkidul naik sekitar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sepinya tingkat hunian sangat dirasakan pengelola hotel dan restoran sejak dua pekan terakhir, tepatnya sejak diberlakukannya jaga jarak sosial dan kerja dari rumah di seluruh wilayah di Indonesia.
Sehingga tingkat hunian terjun bebas dari 50 persen menjadi 95 persen, sejak dua pekan terakhir. Bahkan empat hotel di kawasan Puncak-Cipanas, sejak dua pekan terakhir terpaksa merumahkan ratusan orang karyawannya.
Meskipun sebagian besar karyawan yang dirumahkan tetap mendapatkan haknya, namun tidak sedikit yang rumahkan tidak dibayar. "Kami tetap memberikan masukan terkait hal tersebut, agar karyawan dirumahkan tetap dibayar," katanya.
Minta Keringanan Pajak
Seiring menurunnya tingkat hunian dan karyawan yang tetap harus dibayar, pihaknya berharap pemerintah dapat memberikan keringanan bagi 29 orang anggota PHRI Cianjur, dalam pembayaran pajak.
"Harapan kami dapat dihilangkan dulu pembayaran selama penanganan dan hingga selesainya COVID-19. Saat ini hotel yang masih beroperasi sekalipun tidak ada menginap," katanya.
Meskipun tidak dapat dihilangkan penagihan pajaknya, minimal nilainya setengah dari nilai pajak yang seharusnya dibayarkan agar anggotanya tetap bertahan di tengah kondisi sulit seperti saat ini.
Sepinya tingkat hunian tersebut dibenarkan Manager Marcom Le Eminence Hotel Muhamad Rizki Sutrisna. Dia menjelaskan selama ini dari 379 kamar yang tersedia, bisanya terisi hingga 80 persen.
Namun sejak diberlakukannya sosial disntance dan work from home untuk memutus rantai Covid-19 tingkat hunian paling tinggi hanya mencapai 5 persen. Sehingga pihaknya akan mengambil langkah merumahkan karyawan.
"Sampai hari ini, belum ada karyawan yang dirumahkan, tapi kalau terus berlarut kemungkinan sebagian besar karyawan akan dirumahkan. Harapan kami semua dapat berlalu dan Indonesia bebas Corona," katanya.
(mdk/idr)