Justifikasi impor, Kementan sebut jeroan sapi bergizi
"Antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin B12, Zat besi dan lain sebagainya."
Pemerintah terus mengeluarkan argumen untuk menjustifikasi impor jeroan sapi. Padahal, tahun lalu, pemerintah melarang impor organ dalam hewan memamah biak tersebut
Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan jeroan sapi layak dikonsumsi masyarakat. Ini untuk menyapu ucapan Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada tahun lalu bahwa jeroan sapi adalah makanan untuk anjing.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Kapan bakso sapi dianggap matang? Didihkan kembali hingga bakso mengambang dan matang.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Kapan tongseng daging sapi biasanya disantap? Hidangan ini sering disantap dengan nasi putih hangat dan kerupuk sebagai pelengkap.
-
Apa yang menjadi ciri khas bumbu krengsengan daging sapi? Seperti disebutkan di atas, bumbu krengsengan daging yang menjadi ciri khas pada hidangan ini adalah penggunaan petis udang.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
"Jeroan itu nggak haram, yang haram itu hewannya, masyarakat kita masih banyak kok yang makan jeroan ada yang di buat soto, bahkan sate," katanya di kantor, Jakarta, Selasa (19/7).
Dia menambahkan, jeroan juga memiliki nilai gizi. Di sisi lain, pemerintah akan mengimpor jeroan yang paling disenangi masyarakat.
"Antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin B12, Zat besi dan lain sebagainya," katanya.
"Yang kami impor cuma jantung, hati dan paru itu soalnya yang paling banyak minatnya di masyarakat kita untuk aneka kuliner tradisional seperti soto, sate, bakso."
Dia menegaskan, jeroan impor harus terlebih dulu mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia.
(mdk/yud)