Kasus Covid-19 Mulai Landai, Jokowi Yakin Kondisi Ekonomi Hampir Posisi Normal
Jokowi pun optimis dengan hal tersebut. Sebab saat ini terlihat pabrik, industri dan manufaktur sudah bergerak.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim dengan adanya penekanan angka kasus Covid-19 pada Maret dan April yang berdampak pada perekonomian di Indonesia menuju posisi normal. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan arahan kepada seluruh kepala daerah se-Indonesia dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/4).
"Kemudian yang berkaitan dengan ekonomi, dengan kondisi yang sekarang kita kerjakan bisa menekan laju penyebaran covid harian, kasus harian covid bisa kita tekan. Bulan Maret April ini sudah kelihatan, ekonomi sudah hampir menuju pada posisi normal," katanya.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Mengapa Jokowi mendorong kerja sama ekonomi biru dengan India? "Potensi kerja sama tersebut bisa kita dorong menuju ekonomi biru, ketahanan pangan, konektivitas maritim dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan,"
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
Sehingga kata Jokowi target secara nasional pada 2021 yaitu 4,5 hingga 5,5 persen bisa tercapai. Tetapi hal tersebut katanya tergantung pada pertumbuhan ekonomi di Kuartal II 2021.
"Artinya apa, April, Mei, Juni ini sangat-sangat menentukan. Kalau kita bisa menekan covid-nya, tanpa membuat guncangan di ekonomi inilah keberhasilan dan target kita kurang lebih 7 persen harus tercapai. Kalau itu bisa tercapai, Insya Allah kita pada kuartal berikutnya akan lebih memudahkan," bebernya.
Jokowi pun optimis dengan hal tersebut. Sebab saat ini terlihat pabrik, industri dan manufaktur sudah bergerak. Hal tersebut kata dia tercerminkan dari Purchasing Managers Index (PMI) yang pada sebelum pandemi berada di angka 51, sekarang justru sudah di atas kenormalan sebelum pandemi yakni di angka 53,2 padahal sebelum pandemi di angka 51.
Kemudian konsumsi listrik pun sudah terjadi pertumbuhan. Dia membeberkan saat ini sudah naik berada kurang lebih 3,3 persen. Kenaikan tersebut berada pada wilayah industri, di rumah tangga dan pemerintahan.
"Semuanya konsumsinya naik. Ini juga patut kita syukuri," bebernya.
Lalu impor barang modal pun meningkat 33,7 persen yang sebelumnya negatif. Selanjutnya indeks keyakinan konsumen juga kata Jokowi naik yang sebelumnya 84,9-85,8 kini mencapai 93.
"Ini juga patut kita syukuri, artinya kita harus optimis," katanya.
Lanjut indeks penjualan ritel pun meningkat. Dia mengatakan pada Maret mencapai 182,3 di bulan Maret. Artinya kata Jokowi sudah terdapat demand di situ, ada permintaan di situ. Ada belanja di situ. Ada konsumsi. Kelihatan di indeks penjualan ritel.
"Angka-angka seperti ini perlu kita ketahui semuanya," ungkapnya.
Baca juga:
Jokowi Minta APBD Segera Dibelanjakan Agar Pertumbuhan Ekonomi Meningkat
ADB Ramal Ekonomi Indonesia Kembali Tumbuh Tinggi di 2022
Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen Tahun ini dari Dalam dan Luar Negeri
Tiga Ramalan CEO Dunia yang Bisa jadi Pertimbangan Berbisnis di 2021
Pemerintah Catat Ekonomi Dunia Mulai Bergerak Pulih, Berikut Indikatornya