Kekhawatiran Varian Omicron Buat Kurs Rupiah Melemah ke Level Rp14.373 per USD
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, proteksi International Monetary Fund (IMF) soal pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan sebesar 4,9 persen pada 2022 masih berpotensi turun akibat varian Covid-19 baru Omicron.
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah di level Rp14.373 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.366 per USD. Sedangkan untuk perdagangan selanjutnya, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp14.350 hingga Rp14.410 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, proteksi International Monetary Fund (IMF) soal pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan sebesar 4,9 persen pada 2022 masih berpotensi turun akibat varian Covid-19 baru Omicron.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Di sisi lain, adanya varian baru Omicron sekaligus gangguan rantai pasok kembali menekan kegiatan perekonomian yang mulai pulih pada kuartal keempat 2021," katanya dalam riset harian, Jakarta, Jumat (10/12).
Gangguan rantai pasok yang terus terjadi berimplikasi pada ekonomi tahun depan. Krisis ini dinilai akan memiliki dampak berkepanjangan atau scarring effect yang bertahan lama pada ekonomi dan kelompok rentan.
"Mengingat varian Omicron menciptakan ketidakpastian Covid-19 menjadi lebih agresif," kata Ibrahim.
Krisis Makin Dalam
Terlebih lagi, krisis akan semakin dalam seiring adanya tekanan inflasi yang dapat menyebabkan pengetatan kebijakan moneter secara lebih cepat dari perkiraan di negara maju. Tekanan inflasi dan pengetatan kebijakan moneter ini akan memperketat kondisi keuangan global dengan beberapa potensi limpahan di emerging market dan negara berkembang.
Dengan turunnya proyeksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi global, akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021. Sedangkan sebelumnya pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 4 persen.
"Pemerintah perlu merevisi pertumbuhan ekonomi dan bisa diumumkan di Desember 2021, agar pasar kembali optimis terhadap perekonomian Indonesia yang saat ini relatif lebih baik dibandingkan dengan negara Asia lainnya," tandasnya.
(mdk/idr)