Kemarau Panjang, Warga Terpaksa Keluar Uang Banyak Untuk Pasang AC di Rumah
Saking panasnya, sebagian orang akhirnya memutuskan memasang pendingin ruangan atau AC.
Saking panasnya, sebagian orang akhirnya memutuskan memasang pendingin ruangan atau AC.
Kemarau Panjang, Warga Terpaksa Keluar Uang Banyak Untuk Pasang AC di Rumah
Kemarau Panjang, Warga Terpaksa Keluar Uang Banyak Untuk Pasang AC di Rumah
Belakangan ini cuaca sangat panas sekali bukan? Terik matahari yang sangat menyengat ini membuat beberapa orang enggan untuk keluar rumah. Saking panasnya, sebagian orang akhirnya memutuskan memasang pendingin ruangan atau AC. Lantaran menggunakan kipas sudah tidak lagi mempan membuat ruangan atau rumah jadi lebih sejuk.
- Sewa Rumah Kontrakan Rp2,5 Juta, Panca Darmansyah Sudah Nunggak 4 Bulan
- Berisiko Tinggi, Begini Momen Para Pekerja Mandikan Patung Pancoran
- Musim Kemarau, Terungkap Ini Para 'Penghuni' Dasar Sungai Ciliwung
- Rekrut 7 Anggota Keluarga untuk Bekerja di Malaysia, Wanita di Ogan Ilir Terjerat Pidana Perdagangan Orang
Bagi masyarakat menengah ke bawah, penggunaan AC merupakan barang mahal.
Namun, mereka terpaksa memasang AC di rumah demi kenyamanan keluarga.
Salah satunya, Nurul (33) warga asal Jakarta Timur yang tinggal di rumah kontrakan.
Baru-baru ini dia memasang AC di rumah karena cuaca di Jakarta yang makin panas.
Musim kemarau panjang ini membuat kondisi di dalam rumah makin pengap. Padahal dia sudah menggunakan 2 kipas angin di rumah.
"Akhir-akhir ini panas banget, anak saya jadi sering nangis mulu kalau sudah panas gini. Benar-benar pengap di dalam rumah," kata Nurul kepada Merdeka.com, Jumat (11/8).
Nurul mengaku terpaksa membeli AC dengan harga sekitar Rp3,5 juta. Itu belum termasuk biaya untuk pasang AC dan membayar upah pemasangan AC.
Demi mendapatkan kesejukan di rumah, dia harus merogoh kocek hingga Rp4 juta.
"Itu (Rp 3,5 juta) belum semua, kan kita tuh pasang selang air, terus belum bayar tukangnya (orang yang memasang AC). Bersihnya Rp 4 juta lah ya," bebernya.
Bagi Nurul, uang Rp4 juta itu sangat besar. Lantaran gaji sang suami sebagai guru di sekolah swasta per bulan hanya Rp3 juta.
"Enggak apa-apa deh (mahal) daripada saya pengap di dalam rumah," sambung Nurul.
Nurul mengaku, untuk memasang AC, dia terpaksa menguras tabungan keluarga.
Semua uang tersebut akan digunakan untuk keperluan lain. Namun menurutnya, kondisi sekarang dinilai lebih mendesak. "Dicukup-cukupin deh, karena ada tabungan aja. Tadinya mau beli hal lain, tapi mutusin beli AC aja," ungkap Nurul.
Hal serupa juga dilakukan Mida, seorang ibu rumah tangga berusia 37 tahun.
Menurutnya akhir-akhir ini cuaca sangat tidak bagus, terik panas matahari benar-benar menyengat.
Kondisi ini pun membuat dia anaknya mengeluh. Apalagi mereka hanya tinggal di kontrakan petakan. Hal ini pun membuat Mila memutuskan untuk memasang AC di rumah. Padahal selama ini memakai kipas angin saja sudah cukup membuat kontrakannya tidak pengap "Panas banget ya ampun. Kipas angin di rumah enggak ngena. Anak-anak pada ngeluh panas, kasian kan jadinya ya. Akhirnya beli deh AC," ungkap Mila.Mila mengaku selama ini tidak pernah berencana memasang AC di kontrakannya.
Namun, cuaca panas akhir-akhir ini membuat dia akhirnya memutuskan menggunakan pendingin ruangan di dalam rumahnya. "Selama 13 tahun pernikahan belum pernah kepikiran pakai AC," kata Mila.
Dia mengaku keputusannya memasang AC di kontrakan tidak mudah.
Harga 1 unit AC dan biaya pemasangannya cukup menguras kantong. Apalagi gaji suaminya selama ini setara UMR di Jakarta.
Dia pun harus memutar otak mengelola gaji suaminya agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
"Gaji sih ya UMR, tapi ya cukup-cukupin aja deh," kata dia.
Meski begitu, dia menilai keputusan itu sudah tepat. Agar anggota keluarga tetap merasa nyaman berada di rumah saat cuaca terik di luar.
"Biarin deh saya pakai AC, toh suami juga sudah ngizinin, panas banget kan," kata dia mengakhiri.