Kemenkeu Pastikan Sukuk Ritel Alternatif Investasi yang Aman
Kementerian Keuangan menawarkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel yakni Sukuk Ritel seri SR013. Selain berguna untuk diversifikasi sumber pembiayaan APBN, sukuk ini diterbitkan agar seluruh masyarakat, terutama milenial dapat kesempatan untuk melakukan alternatif investasi yang aman.
Kementerian Keuangan menawarkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel yakni Sukuk Ritel seri SR013. Selain berguna untuk diversifikasi sumber pembiayaan APBN, sukuk ini diterbitkan agar seluruh masyarakat, terutama milenial dapat kesempatan untuk melakukan alternatif investasi yang aman.
Sukuk Ritel SR 013 sudah dijamin dengan Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kemudian transaksi bisa dilakukan secara online dengan minimal pembelian Rp 1 juta dan maksimal Rp 1 miliar.
-
Apa yang membuat Gen Z dan Milenial terjerat investasi bodong? Sikap FOMO juga membawa generasi muda terjebak pada investasi bodong. Sementara tanpa pemahaman keuangan dan investasi yang memadai, kelompok ini justru banyak menjadi korban terhadap iming-iming yang menggiurkan. Mereka kerap meniru apa yang dilakukan oleh influencer maupun tokoh idolanya, termasuk saran terkait keuangan," terang Friderica.
-
Siapa yang mendorong penerapan skema investasi 'family office' di Indonesia? Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi skema investasi 'family office' dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7) lalu.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Bagaimana cara memastikan keamanan investasi dalam manajemen keuangan? Untuk memastikan keamanan investasi, yaitu, dana harus diinvestasikan dalam usaha yang aman sehingga tingkat pengembalian yang memadai dapat dicapai.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Siapa yang mendorong investasi masuk ke daerah agar berkolaborasi dengan UMKM setempat? Di sisi lain, pihaknya mendorong setiap investasi yang masuk ke daerah, wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha dan pelaku UMKM setempat.
"Jadi, untuk kaum milenial yang sudah akrab dengan gadget-nya boleh nih mulai dari sekarang dikurangi belanja-belanja kopinya untuk investasi," ujar Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR, Dwi Arianti Hadiningdyah pada Virtual Launching Sukuk Ritel SR 013, Jumat (28/8).
Menurut Dwi, rasa nasionalis milenial sekarang ini juga sudah bertumbuh. Dengan melakukan investasi di sukuk ini, milenial tidak hanya akan mendapat keuntungan, tetapi juga ikut berpartisipasi dalam membangun negara.
"Ke depannya, mungkin nanti akan ada label di beberapa proyek-proyek pembangunan yang berbunyi 'proyek ini ikut didanai oleh saya'. Sehingga, hal ini akan memicul motivasi mereka dalam berinvestasi," imbuhnya.
Adapun beberapa proyek yang berasal dari hasil investasi Sukuk Ritel antara lain jalan tol, flyover, dan underpass. Seperti Simpang Mandai di Makassar dan jembatan viral Holtekamp di Pulau Yuteva, Papua. Melalui proyek pembangunan jalan ini, aktivitas perekonomian diharapkan dapat lancar dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tidak hanya jalan, pemerintah juga melakukan pengembangan di sektor pendidikan baik pada perguruan tinggi agama, maupun perguruan tinggi negeri.
"Tidak adil bagi masyarakat di luar pulau Jawa yang ingin menikmati kualitas Institut Teknologi Bandung (ITB), tapi harus buang-buang ongkos dan bersaing dengan orang-orang di dalam pulau Jawa. Maka dari itu, kami buat kloningan ITB di Lampung (Institut Teknologi Sumatera)," jelasnya.
Dwi juga menilai bahwa saat ini, masyarakat membutuhkan instrumen investasi yang aman. "Apalagi, di masa pandemi seperti sekarang, banyak acara yang harus diundur bahkan batal, dari pernikahan sampai jalan-jalan. Dana-dana yang batal tersebut, bisa dialokasikan untuk investasi di sini," tutupnya.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)