Kemenparekraf Siapkan Rp60 Miliar Bantu Pelaku Usaha Kantongi Sertifikat CHSE
Kemenparekraf terus berupaya untuk membantu pelaku usaha dalam memperoleh sertifikat CHSE. Mengingat, keberadaan sertifikat tersebut di destinasi wisata maupun fasilitas penunjang dinilai penting untuk meningkatkan rasa aman pengunjung dari risiko penularan virus Covid-19.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, pada tahun 2021 ini menyediakan anggaran sebesar Rp60 miliar untuk membantu pelaku usaha memperoleh sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE). Hal ini bertujuan agar mendorong kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif untuk segera bangkit di tengah pandemi Covid-19.
"Kami tahun ini ada anggaran kurang lebih Rp60 miliar untuk melakukan dukungan kepada pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikasi CHSE nya," ungkap Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Henky Manurung dalam acara Dialog Produktif bertajuk Jalan Aman, Nyaman, Rabu (9/6).
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Apa yang diresmikan oleh Kemenparekraf di Desa Wisata Jerowaru? Ekowisata Bale Mangrove adalah bukti nyata kolaboraksi yang kuat dari keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 di Desa Wisata Jerowaru,” kata dia.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Kenapa Desa Wisata Ketapanrame memiliki daya tarik wisatawan? Kekayaan alam dan budaya yang terjaga menjadi daya tarik wisatawan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Dia mengungkapkan, Kemenparekraf terus berupaya untuk membantu pelaku usaha dalam memperoleh sertifikat CHSE. Mengingat, keberadaan sertifikat tersebut di destinasi wisata maupun fasilitas penunjang dinilai penting untuk meningkatkan rasa aman pengunjung dari risiko penularan virus Covid-19.
"Jadi, (CHSE) sangat diwajibkan," tekannya.
Apalagi, saat ini, sejumlah destinasi di Bali mulai dipadati oleh kunjungan wisatawan domestik. Sehingga, pihaknya bersama stakeholders terkait lainnya terus berupaya membantu pelaku usaha untuk memperoleh sertifikat CHSE.
"Tahun ini kami juga upayakan bertambahnya lagi jumlah pelaku usahanya untuk mendapatkan CHSE. Dan kami mendukung dengan memberikan insentif," tukasnya.
15.000 Sektor USaha Kantongi CHSE
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah memberikan sertifikasi Clean, Health, Safety, dan Environment (CHSE) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan kepada 15 ribu usaha sektor pariwisata. Program sertifikasi ini dilakukan sebagai upaya meyakinkan masyarakat untuk bisa berwisata atau melakukan aktivitas rekreasi dengan aman.
"Kita sudah sertifikasi CHSE kepada 15 ribu usaha," kata Staf ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis, Hengky Hotma Parlindungan Manurung, dalam talk show virtual BNPB Indonesia bertajuk: Strategi Kebangkitan Pariwisata di Tengah Pandemi, Jakarta, Jumat (29/1).
Selain itu, pemerintah juga telah memberikan bantuan sebesar Rp3,3 triliun kepada sektor pariwisata di 101 kabupaten/kota untuk membuat fasilitas penunjang penerapan protokol kesehatan. Bantuan tahun lalu ini diberikan kepada para pelaku usaha pariwisata, khususnya hotel dan restoran yang paling terdampak.
"Rp3,3 triliun untuk membantu pelaku usaha pariwisata khususnya hotel dan restoran. Pemda kita juga bantu untuk menjalankan dan menerapkan protokol kesehatan sebagai daya tarik pariwisata," kata dia.
Hengky mengatakan selama pandemi berlangsung ini banyak destinasi wisata yang melakukan perbaikan demi menarik perhatian pengunjung. Pelaku usaha banyak yang menyediakan sarana protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan dan penyediaan masker.
Salah satu destinasi wisata yang telah melakukan adaptasi yakni Candi Prambanan. Pemesanan tiket sudah dilakukan secara online dan menjalankan protokol kesehatan. Hal yang sama juga diikuti sarana pendukung pariwisata seperti hotel dan restoran di sekitar lokasi wisata.
"Ini sangat luar biasa dan di semua hotel dan restoran ini juga semua pakai masker dan penggunaan hand sanitizer sudah cukup baik," kata dia.
(mdk/idr)