Kementan: Indonesia minus pasokan daging potong 233 ribu ton
Pertumbuhan konsumsi daging sapi lebih cepat ketimbang produksi.
Kementerian Pertanian terus berupaya menstabilkan harga daging dengan berbagai cara. Salah satunya membuka keran impor daging.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Fini Murfiani mengakui, pertumbuhan konsumsi daging sapi lebih cepat ketimbang produksi. Saat ini, Indonesia kekurangan pasokan daging potong sebesar 233,459 ribu ton.
-
Kapan bakso sapi dianggap matang? Didihkan kembali hingga bakso mengambang dan matang.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Apa yang menjadi ciri khas bumbu krengsengan daging sapi? Seperti disebutkan di atas, bumbu krengsengan daging yang menjadi ciri khas pada hidangan ini adalah penggunaan petis udang.
-
Apa itu daging kecap? Sebab, daging kecap adalah makanan bercita rasa lezat dan mampu menggugah selera. Makanan ini terbuat dari daging sapi yang cenderung mudah diolah menjadi banyak menu lauk sederhana. Walau dengan menggunakan bumbu kecap, daging sapi bisa disulap menjadi hidangan yang menggigit lidah. Salah satunya adalah daging kecap.
-
Kapan tongseng daging sapi biasanya disantap? Hidangan ini sering disantap dengan nasi putih hangat dan kerupuk sebagai pelengkap.
-
Babat itu bagian mana di sapi? Salah satu gank jeroan adalah babat. Bagian dalam perut sapi atau kambing yang berbentuk seperti handuk ini bisa diolah jadi makanan yang lezat.
"Tingkat konsumsi 2,61 juta per kapita per tahun dengan jumlah penduduk 254,9 juta jiwa. Produksi Indonesia hanya mencapai 441.761 ton," Jelasnya di Jakarta, Jumat ( 29/7).
Atas dasar itu, pemerintah membuka keran impor sapi berikut jeroannya.
Beberapa waktu lalu Perum Bulog sudah mengimpor secara bertahap daging kerbau India sebanyak 10 ribu ton. Daging hewan memamah biak itu akan dijual seharga Rp 60 ribu per kilogram.
Seiring itu, Bulog juga tengah mendorong masyarakat untuk mau mengonsumsi daging hewan dengan nama ilmiah Bubalus Bubalis tersebut.