Kementerian BUMN bakal laporkan pembuat & penyebar rekaman Menteri Rini ke polisi
Rekaman pembicaraan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Direktur PT PLN Sofyan Basir mengenai pembagian jatah saham proyek penyediaan energi beredar luas. Pembicaraan itu turut menyeret nama Ari Soemarno, kakak kandung Rini yang meminta jatah saham.
Rekaman pembicaraan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Direktur PT PLN Sofyan Basir mengenai pembagian jatah saham proyek penyediaan energi beredar luas. Pembicaraan itu turut menyeret nama Ari Soemarno, kakak kandung Rini.
Dalam percakapan yang berdurasi sekitar 6 menit tersebut, Sofyan mengeluhkan porsi kepemilikan saham PLN yang tergolong kecil. Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro mengatakan, pihaknya berencana menempuh jalur hukum atas penyebaran dan pengeditan rekaman pembicaraan antara Rini dan Sofyan Basir.
-
Siapa yang memimpin Rumah BUMN BRI Yogyakarta? Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta S. Condro Rini (34) sangat menyadari bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mendorong pelaku UMKM untuk terus maju dan berkembang salah satunya lewat Rumah BUMN, merupakan pekerjaan besar dan mulia.
-
Di mana pemakaman Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto dilaksanakan? Alm Bom Soerjanto dimakamkan dengan cara militer di pemakaman Al-Azhar Memorial, Karawang.
-
Kapan Rumah BUMN BRI Yogyakarta berdiri? Rumah BUMN BRI tersebut sudah berdiri sejak 2017 dan tercatat sudah ada ribuan pelaku UMKM di wilayah tersebut yang dibina dengan berbagai pelatihan maupun pendampingan agar mampu konsisten meningkatkan kapabilitas usahanya.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto meninggal dunia? Ayah Irjen Krishna Murti meninggal dunia. Ia adalah Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto Bin Soejitno yang mengembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (10/7) kemarin.
"Terkait dengan penyebaran dan pengeditan rekaman pembicaraan yang jelas dilakukan dengan tujuan untuk menyebarkan informasi yang salah dan menyesatkan kepada masyarakat, Kementerian BUMN akan mengambil upaya hukum untuk mengungkap pembuat serta penyebar informasi menyesatkan tersebut," ujar Imam melalui siaran pers, Jakarta, Sabtu (28/4).
Sebelumnya, Imam mengatakan, percakapan tersebut telah diedit untuk memberikan informasi yang salah dan menyesatkan. Kementerian BUMN menegaskan bahwa percakapan tersebut bukan membahas tentang 'bagi-bagi saham' sebagaimana yang dicoba digambarkan dalam penggalan rekaman suara tersebut.
"Memang benar bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir melakukan diskusi mengenai rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina. Dalam diskusi tersebut, baik Menteri BUMN Rini Soemarno maupun Dirut PLN Sofyan Basir memiliki tujuan yang sama yaitu memastikan bahwa investasi tersebut memberikan manfaat maksimal bagi PLN dan negara, bukan sebaliknya untuk membebani PLN," ujar Imam melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (28/4).
Imam menjelaskan, percakapan utuh yang sebenarnya terjadi ialah membahas upaya Dirut PLN Sofyan Basir memastikan PLN mendapatkan porsi saham yang signifikan. Hal tersebut merupakan salah satu syarat mutlak agar PLN ikut serta dalam penggarapan proyek tersebut.
"Sebagai syarat untuk PLN ikut serta dalam proyek tersebut adalah PLN harus mendapatkan porsi saham yang signifikan. Sehingga PLN memiliki kontrol dalam menilai kelayakannya, baik kelayakan terhadap PLN sebagai calon pengguna utama, maupun sebagai pemilik proyek itu sendiri," jelasnya.
Berikut ini rangkuman sebagian isi pembicaraan Rini dan Sofyan yang telah beredar luas melalui sosial media sejak beberapa saat lalu:
"Saya juga kaget kan Bu, saya mau cerita ke Ibu, beliau (Pak Ari) kan panggil saya, pagi kemarin kan saya baru pulang," kata Sofyan.
"Yang penting ginilah, sudahlah, kan yang harus ambil kan dua, Pertamina sama PLN," jawab Rini.
"Betul," kata Sofyan.
"Ya, dua-duanya punya saham lah Pak, begitu," jelas Rini kembali.
"Waktu itu saya ketemu Pak Ari juga, Bu. Saya bilang, Pak Ari mohon maaf, masalah share ini kita duduk lagi lah, Pak Ari," lanjut Sofyan.
"Saya terserah bapak-bapak lah, saya memang kan konsepnya sama-sama Pak Sofyan," ujar Rini.
"Saya kemarin bertahan Bu, kan beliau ngotot. 'Kamu gimana sih, Sof?' Lho kan, Pak, kalo enggak ada PLN kan Bapak enggak ada juga tuh buat bisnis," kata Sofyan.
"Kan saya ketemu Pak Ari juga, Bu," tambahnya.
"Menurut saya banyak yang nerusin, cuma saya bilang sama kakak saya yang satunya, biasanya kalau dia sudah enggak mau ngomong, saya ngomong sama yang satunya supaya nyambung ke sana gitu kan," jawab Rini kembali.
"Betul, betul," ucap Sofyan.
(mdk/did)