Kendaraan Baru Teknologi AI Harus Pakai BBM Oktan Tinggi, Ini Alasannya
"Jika terus-menerus memakai BBM beroktan rendah maka tetap merugikan. Karena konsekuensinya adalah penurunan kinerja dan penurunan efisiensi. Selain itu, emisi juga memburuk."
Kendaraan keluaran terbaru yang sudah menerapkan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dinilai tetap diharuskan memakai bahan bakar minyak (BBM) beroktan tinggi, seperti Pertamax series.
Menurut pakar motor bakar Institut Teknologi Bandung (ITB), Iman Kartolaksono Reksowardojo, AI tidak bisa mencegah kerugian jika kendaraan dipaksa memakai BBM beroktan rendah.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Di mana Pertamina Patra Niaga akan memindahkan fasilitas penerimaan BBM dan Avtur? Adapun dalam kerjasama ini, Pelindo sebagai pengembang kawasan Benoa akan menyediakan lahan, alur pelayaran, fasilitas dermaga, fasilitas oil transfer equipment, fasilitas HSSE, serta Lindung Lingkungan Perairan untuk digunakan Pertamina Patra Niaga dalam kegiatan penerimaan BBM dan Avtur melalui dermaga di Benoa Utara.
-
Kapan subsidi BBM mulai diterapkan di Indonesia? Akan tetapi sejak tahun 1974-1975 keadaan berubah dari memperoleh LBM menjadi mengeluarkan subsidi BBM," demikian penjelasan dalam buku terbitan Biro Humas dan HLN Pertamina.
-
Siapa yang melakukan pemantauan ketersediaan BBM di SPBU Batam? Di wilayah yang sama, Anggota Komite BPH Migas Harya Adityawarman melakukan pemantauan ketersediaan BBM di SPBU di wilayah Batam.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Bagaimana cara pemerintah menghemat BBM? Luhut meyakini, dengan pengetatan penerima subsidi, pemerintah dapat menghemat BBM mulai 17 Agustus 2024, sehingga dapat mengurangi jumlah penyaluran subsidi kepada orang yang tidak berhak.
"Programming yang dilengkapi AI memang bisa beradaptasi supaya tidak merusak mesin. Tetapi, tetap saja ada batasnya. Jika terus-menerus memakai BBM beroktan rendah maka tetap merugikan. Karena konsekuensinya adalah penurunan kinerja dan penurunan efisiensi. Selain itu, emisi juga memburuk," ujar dia dikutip di Jakarta, Selasa (31/8).
Menurut Ketua Ikatan Ahli Bahan Bakar Indonesia (IABI) tersebut, pemrograman AI memang membuat motor lebih fleksibel terhadap kualitas BBM yang dikonsumsi.
Namun fleksibilitas yang bisa diadaptasi melalui Engine Control Unit (ECU) tersebut, memiliki limit dan terdapat sistem yang dikompromikan, misalnya melalui pengapian yang disetel menjadi lebih lambat.
Jadi, lanjutnya, tetap saja ada kekurangannya, oleh karena itu kendaraan yang dilengkapi dengan AI pun, tetap harus mengonsumsi BBM RON tinggi.
"BBM dengan oktan tinggi berdampak positif terhadap kendaraan bermotor. Tidak hanya bagi kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi AI, namun juga kendaraan lain," kata dia.
Iman menambahkan, kendaraan yang diisi dengan Pertamax series akan tahan terhadap temperatur dan tekanan tinggi, sehingga campuran bahan bakar dan udara tidak akan menyala dengan sendiri pada waktu langkah tekan.
Dengan demikian, pembakaran hanya berasal dari api busi. Bukan karena temperatur dan tekanan yang tinggi yang berasal bukan dari busi.
Dampak BBM Oktan Rendah
Menurut dia, spesifikasi mesin kendaraan keluaran terbaru memang dirancang untuk BBM dengan RON yang tinggi, dengan demikian, BBM yang dipakai juga harus sesuai.
"Kalau motor dirancang untuk oktan tinggi maka harus mempergunakan BBM dengan angka oktan tinggi. Jika tidak, maka akan terjadi off-design operation atau operasi mesin di luar perancangan," imbuhnya.
Dampak pemakaian BBM beroktan rendah memang merugikan, selain meningkatkan risiko kerusakan motor, juga memperburuk emisi gas buang kendaraan bermotor, menurunkan unjuk kerja motor, membuat motor mengelitik (knocking), bahkan berpotensi membuat ruang bakar berlubang.
"BBM RON rendah bisa menyebabkan knocking atau mengelitik. Knocking harus dihindari, karena dalam kasus ekstrim bisa merusak mesin, membuat piston berlubang, serta menurunkan efisiensi dan menaikkan emisi gas buang," katanya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)