Kisah Pendiri HokBen, Resign Setelah 13 Tahun Bekerja Demi Bangun Bisnis Kuliner
Modal bisnis bukan hanya sekadar nekat, perencanaan dan riset yang matang menjadi tahapan penting dalam memulai bisnis. Prinsip ini yang diterapkan oleh Hendra Arifin, pendiri resto makanan siap saji Hokben.
Modal bisnis bukan hanya sekadar nekat, perencanaan dan riset yang matang menjadi tahapan penting dalam memulai bisnis. Prinsip ini yang diterapkan oleh Hendra Arifin, pendiri resto makanan siap saji Hokben.
Sebelum memutuskan untuk merintis bisnis kuliner, Hendra merupakan karyawan di sebuah perusahaan multinasional. Dia bekerja sudah 13 tahun. Satu waktu, Hendra terbesit untuk berhenti bekerja dan beralih menjadi pebisnis kuliner. Untuk merealisasikan itu, Hendra tidak gegabah.
-
Minuman kekinian apa saja yang bisa jadi inspirasi untuk berbisnis? Berikut adalah lima saran resep minuman masa kini yang bisa dijadikan titik awal dalam berbisnis.
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Kenapa usaha makanan bisa menjadi ide bisnis yang menarik? Membuka usaha makanan merupakan ide bisnis yang memang bisa dicoba. Sebab, usaha makanan rasanya cukup menggiurkan untuk dilakukan.
-
Apa saja inspirasi nama usaha makanan yang unik dan berkesan? Jika Anda sedang mempertimbangkan beberapa nama usaha makanan, berikut ini mungkin bisa menjadi pilihannya. Ulasan berikut ini mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan Anda untuk menentukan nama usaha yang tepat.
-
Siapa yang menginspirasi Windhy untuk merintis usaha kuliner? Kisahnya kemudian menginspirasi dan layak untuk diikuti oleh siapapun yang ingin berwira usaha.
-
Bagaimana Bango Warisan Kuliner membantu mempromosikan kuliner Indonesia? Para pelaku industri kuliner Indonesia berusaha mempromosikan tradisi pangan Nusantara dengan berbagai cara. Misalnya mengadakan festival kuliner, memberikan edukasi kuliner, atau membuat program yang memperkenalkan masakan Indonesia seperti Bango Warisan Kuliner.
Akun youtube Si Kutu Buku menceritakan bahwa Hendra melakukan riset secara matang dan menyiapkan segala hal untuk membangun bisnis. Hendra bahkan terbang ke Jepang untuk mempelajari dan membeli izin penggunaan merek. Di sana dia juga mempelajari sistem kerja karyawan Jepang untuk diaplikasikan di Indonesia. Saat semua riset dan persiapan sudah matang, Hendra berhenti bekerja dari perusahaan tempat dia bekerja belasan tahun.
Keputusan Hendra ini sempat ditentang oleh keluarga dan rekan-rekannya di tempat kerja. Hendra bergeming pada pendiriannya yang akan membangun bisnis kuliner.
Maka di tahun 1985 di Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Hendra mendirikan gerai pertamanya dan diberi nama Hoka-Hoka Bento yang artinya makanan bekal yang masih hangat. Menu utama yang dijual di resto Hoka-Hoka Bento umumnya masakan khas Jepang seperti teriyaki, katsu, egg roll, dan shrimp roll, yang telah disesuaikan dengan selera rasa orang Indonesia.
Resto dengan masakan Jepang selera lidah orang Indonesia itu disambut hangat. Sempat muncul topik, kalau nasi yang disajikan di Hokben dicampur dengan jelly karena tekstur nasi di resto tersebut berbeda dengan resto-resto makanan siap saji lainnya. Hendra menegaskan kalau beras yang digunakan merupakan beras organik tanpa ada campuran apapun. Sementara mayonaise khas Hokben merupakan resep rahasia perusahaan.
Hendra membangun resto makanan khas Jepang siap saji karena terinspirasi orang kantoran Jepang. Dia mengamati pekerja kantoran negeri sakura itu selalu menyantap makan siang dalam kotak bekal berbentuk bento.
Di awal operasional, Hokben hanya melayani layanan take away. Kemudian Hendra mengamati bahwa konsumen lebih suka dengan konsep makan di tempat. Konsep ini kemudian diterapkan. Hokben juga menerapkan standar pelayanan yaitu satu karyawan melayani satu konsumen. Ini bertujuan untuk memudahkan proses transaksi.
Di tahun 1990, Hendra membuka cabang pertamanya di Bandung, Jawa Barat. Kemudian, di tahun 2005, resto Hokben merambah ke Surabaya dan sekitarnya. Pada tahun 2010, ekspansi Hokben sampai ke wilayah Jawa Tengah dan Bali. Pada tahun 2019-2020, Hokben masuk ke Lampung, dan Medan.
Hendra tidak menerapkan sistem waralaba pada bisnisnya. Dia ingin agar rasa dan kualitas Hokben tetap sama dan terjaga di seluruh gerai yang tersebar di Indonesia. Untuk itu, dia mendirikan pabrik utama di Ciracas, Jakarta Timur dan pabrik hub di Bogor, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Surabaya Jawa Timur. Nantinya, stok makanan yang dijual di gerai-gerai Hokben didistribusikan dari pabrik utama dan pabrik hub, dengan kendaraan operasional milik Hokben.
Hendra terus beradaptasi dengan tren pasar. Pada tahun 2007, Hokben memiliki layanan call center. Tahun 2009 mendirikan layanan drive thru. Pada tahun 2012, setiap resto melayani multi cashier service seperti pembayaran dengan kartu debit.
Tahun 2016, perusahaan meluncurkan Hokben apps. Memasuki masa pandemi Covid-19, Hokben memiliki Hokben Kitchen yang hanya melayani pesan antar dan memudahkan para pengendara ojek online untuk mengambil pesanan konsumen.
Inovasi
Dari survei konsumen, Hendra Arifin, sebagai pendiri resto ini kemudian menyadari bahwa konsumen seringkali menyebut resto miliknya dengan sebutan Hokben, akronim dari Hoka-Hoka Bento. Hendra kemudian menjenamai Hoka-Hoka Bento menjadi Hokben.
Hendra juga melakukan rebranding logo restonya. Di awal pendirian resto Hokben pada tahun 1985, logo yang dipasang adalah dua orang anak kecil karakter kartun Jepang. Karakter anak laki-laki yang mengenakan baju biru bernama Taro, sedangkan anak kecil perempuan berbaju merah adalah Hanako.
Logo karakter dua anak itu terus melekat selama periode 1985 hingga 2013. Kemudian, dia mengubah logo Hokben dengan warna dasar kuning, dan hanya dua kepala karakter anak kecil sebelumnya. Warna ini dipilih mempertimbangkan elemen menarik jika dipasang di dinding, gelas atau objek lain.
(mdk/azz)