Nekat Resign di Usia Senja, Pria Ini Sukses Jadi Pengusaha Popcorn dengan Pendapatan Rp1,59 Triliun
Coristine yang tidak memiliki pengalaman di bidang industri makanan, justru langsung tertarik untuk membeli perusahaan tersebut tanpa berpikir akan risiko.
Charles Coristine, seorang pria berusia 52 tahun sukses menjadi pengusaha di usia senja. Bukan hal yang mudah bagi Coristine keluar dari Morgan Stanley di New York Amerika Serikat. Mengingat sudah bekerja 20 tahun di sana.
Tanpa pengalaman khusus, Coristine nekat membeli perusahaan seharga USD250.000 atau setara Rp3,86 miliar. Keputusan meninggalkan perusahaan besar di Negeri Paman Sam pun tak membuatnya menyesal. Lantaran bisnis makanan ringan yang dibangun telah melahirkan pendapatan USD103 juta atau setara Rp1,59 triliun.
Dilansir dari CNBC, kisah ini berawal dari kejenuhan Coristine yang pada saat itu bekerja di Wall Street selama kurang lebih 20 tahun. Berbagai cara ia lakukan untuk mengurangi kejenuhan tersebut, namun hasilnya nihil.
Tahun 2011 lalu, Coristine berkunjung ke suatu acara dan bertemu dengan pemilik LesserEvil, yaitu salah satu perusahaan di bidang industri makanan ringan yang saat itu sedang mengalami keterpurukan. Menurut estimasi, LesserEvil mengalami kerugian dan hanya mendapat penghasilan sekitar USD1 juta atau Rp15,4 miliar per tahun.
Pemilik perusahaan tersebut kemudian bercerita dan menyampaikan keinginannya untuk menjual perusahaannya. Coristine yang tidak memiliki pengalaman di bidang industri makanan, justru langsung tertarik untuk membeli perusahaan tersebut tanpa berpikir akan risiko yang terjadi di kemudian hari.
Pada bulan November 2011, Coristine akhirnya membeli LesserEvil dengan uang tabungannya senilai Ro3,86 miliar dan berutang Rp15,4 miliar yang dibayarkan di masa mendatang.
Di bawah naungan dan pengawasan Coristine, penjualan kotor LesserEvil meningkat hingga USD103,3 juta atau Rp1,59 triliun per tahun 2023 . Perusahaan yang menjual aneka popcorn dan camilan sehat tersebut juga berhasil memasarkan produknya hingga ke pengecer dan toko-toko besar di wilayah Amerika Serikat.
Ganti Merek hingga Pabrik Baru
Selama menjabat menjadi CEO, Coristine bersama tim dan rekan kerjanya sempat memperbarui merek dagang serta lini produksi LesserEvil. Namun, sayangya merek dagang tersebut dianggap kuno dan tidak menarik pelanggan. Tabungan Coristine pun mulai habis, meskipun timnya sudah mencoba berbagai upaya untuk membantu.
Hingga akhirnya, tahun 2012 pabrik dipindahkan ke Danbury dan pabrik seluas 5.000 kaki persegi itu diisi dengan peralatan bekas maupun barang lelangan.
"Apakah ini klub tari telanjang?" ujar Coristine ketika mengingat perkataan salah satu pengemudi yang menepi di pabriknya.
Tahun 2014, LesserEvil merobohkan tembok sebuah pabrik di dekatnya dan menambahkan 2.000 kaki persegi untuk produksi. LesserEvil juga meluncurkan produk atau merek baru, yaitu Mangkuk Buddha yang menghasilkan sekitar USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun.
Sementara itu, tahun 2017 LesserEvil didanai oleh pengecer besar untuk pindah ke pabrik seluas 20.000 kaki persegi.
Dari tahun ke tahun keuntungan dan jalur produksi terus bertambah, terhitung pada tahun 2024 LesserEvil meraup penjualan bersih sebesar USD62 juta atau Rp957 miliar. Sumber dari penghasilan tersebut berasal dari penjualan camilan sehat popcorn, power curls, paleo puffs, lil puffs, cosmic rings, space balls, moonions dengan bahan baku jagung, ubi, dan lain sebagainya.
Selain itu, LesserEvil membuka pabrik baru di New Milford. Hingga saat ini, perusahaan tersebut memiliki 280 karyawan atau pekerja.
Berita ini ditulis reporter magang: Thalita Dewanty