Kondisi Membahayakan Utang Indonesia yang Tembus Rp7.897 Triliun
Menurut analisa Ronny, pertumbuhan utang yang bergerak lebih cepat dibanding pertumbuhan ekonomi. Pada ujungnya juga akan bergerak lebih cepat dibanding pertumbuhan ‘revenue’ atau pendapatan negara.
Utang Indonesia tercatat tembus Rp7.897 triliun hingga Maret 2023 . Kondisi tersebut berpotensi membahayakan jika besaran utang tidak sebanding dengan daya ungkit pertumbuhan terhadap ekonomi nasional.
Menurut Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action, Ronny P Sasmita, pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang standar yakni 5 persen. Hasilnya, ratio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) bergerak sangat cepat dari akhir tahun 2014 yang di bawah 30 persen, dalam waktu 8 tahun sudah hampir 40 persen terhadap PDB.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"Jika pola ini dipertahankan, maka dalam waktu 10 atau maksimal 20 tahun ke depan, batas konstitusional 60 persen akan tersentuh. Lalu mau tak mau aturannya harus direvisi agar tetap bisa berutang dengan pola yang sama," ujar Ronny kepada merdeka.com, Rabu (10/5).
Risiko lainya, menurut analisa Ronny adalah pertumbuhan utang yang bergerak lebih cepat dibanding pertumbuhan ekonomi. Pada ujungnya juga akan bergerak lebih cepat dibanding pertumbuhan ‘revenue’ atau pendapatan negara.
Hal ini akan berdampak terhadap anggaran negara akan lebih banyak tergerus oleh porsi cicilan utang, yang berakibat akan mengurangi anggaran pelayanan dasar dan anggaran pembangunan. "Lalu satu per satu subsidi akan dicabut untuk menyikapinya, dan seterusnya," ucapnya.
Penyebab Utang Naik
Dia berpandangan penyebab pertumbuhan utang luar negeri yang diambil pemerintah, lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, karena utang justru banyak dipakai bukan untuk investasi dan belanja produktif yang bisa mendorong pertumbuhan secara berkelanjutan.
Jika klaim pemerintah hilirisasi dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, maka menurut Ronny imbasnga tidak akan terasa. Fokus hilirisasi, imbuhnya, adalah masih sebatas peningkatan daya saing dengan penambahan nilai tambah.
Seharusnya, pemerintah turut memberi atensi khusus pada sektor manufaktur nasional. Sebab, jika dibandingkan dengan sejumlah negara, Ronny berpendapat bahwa manufaktur Indonesia tertinggal sangat jauh.
"Daya saing sektor manufaktur kita tertinggal jauh, kita malah jor-joran di komoditas alam seperti nikel. Sementara sektor tekstil kita nyaris gulung tikar dihajar oleh produk impor," ujarnya.
Di satu sisi, Ronny mengatakan utang luar negeri Indonesia masih dalam batas aman jika dilihat antara rasio utang dengan PDB nasional. Hanya saja, ia kembali mengingatkan pemerintah bahwa rasio yang ada saat ini berpotensi tidak sustainable, karena laju utangnya lebih cepat dibanding laju ekonomi.
"Artinya, pada satu titik, batas atas 60 persen akan kena, lalu aturannya akan direvisi, dan utang akan terus tumbuh melebihi itu," pungkasnya.
(mdk/idr)