Konsumsi BBM Ramah Lingkungan Tunjukkan Tren Peningkatan
Di Kota Makassar, konsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan juga meningkat dengan proporsi 88,1 persen, dari total BBM jenis Gasoline yang dikonsumsi oleh pengguna kendaraan.
Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan di berbagai daerah terus meningkat. Misalnya, dalam 2 bulan terakhir, proporsi konsumsi BBM ramah lingkungan di Kendari naik menjadi 91,7 persen. Sebaliknya, proporsi konsumsi Premium menurun dengan persentase hanya 8,3 persen, dari sebelumnya sekitar 27 persen.
Di Kota Makassar, konsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan juga meningkat dengan proporsi 88,1 persen, dari total BBM jenis Gasoline yang dikonsumsi oleh pengguna kendaraan.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Apa saja komponen dalam jual beli BBM? Dalam jual beli BBM, lanjutnya, terdapat tiga komponen, yaitu Pajak PPN, PBBKB, dan Iuran BPH Migas. Ketiga komponen tersebut merupakan kontribusi para pelaku usaha kepada negara atas hasil pengelolaan kekayaan negara.
-
Siapa yang mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM subsidi? Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
-
Apa saja jenis BBM yang mengalami penurunan harga? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Menyikapi fenomena ini, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan bahwa ini adalah kabar baik yang mengindikasikan edukasi Pertamina ke masyarakat berhasil. Terutama dalam Program Langit Biru.
"Saya kira ini hal menggembirakan ketika masyarakat kita sudah mulai beralih ke BBM dengan RON yang lebih tinggi. Ini membuktikan bahwa edukasi yang disampaikan sudah berhasil dengan baik sehingga kesadaran semakin kuat," kata Mamit dikutip Rabu (9/6).
Masyarakat, kata Mamit, sudah mulai memahami keunggulan dari penggunaan BBM dengan RON tinggi jika dibandingkan dengan menggunakan BBM RON rendah. Karena, lanjut Mamit, performa mesin menjadi lebih optimal jika menggunakan BBM dengan RON yang tinggi.
"Kompresi mesin menjadi lebih optimal. Selain itu, jarak tempuh menjadi lebih jauh sehingga pengguna BBM RON tinggi menjadi lebih hemat," beber dia.
Selain itu, kata dia, mesin jadi lebih jarang di service sehingga pengguna BBM RON tinggi bisa lebih menghemat dari biaya perawatan.
Meski begitu, kata Mamit, Pertamina tetap perlu melanjutkan program langit biru ke seluruh wilayah di Indonesia serta tetap memberikan promo promo menarik agar semakin memikat konsumen. "Seperti pemberian diskon dengan menggunakan aplikasi MyPertamina atau promo promo lain," jelas dia.
Pemerintah, saran Mamit, perlu mendukung program langit biru apalagi pemerintah punya komitmen untuk mengurangi emisi gas buang tidak ramah lingkungan seperti tercantum pada perjanjian paris agreement.
"Sesuai dengan permen KLHK No.20 tahun 2017 dimana diatur untuk menggunakan BBM minimal RON 91," kata dia.
Program Langit Biru
Perlu diketahui, Pertamina merilis konsumsi BBM non subsidi ramah lingkungan sejak pemberlakuan Program Langit Biru (PLB) di berbagai daerah. Mulai Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan. Misal, di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, mengalami tren peningkatan secara signifikan.
"Tercatat, dalam dua bulan terakhir konsumsi BBM ramah lingkungan (Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo) di Makassar telah berada pada proporsi 88,1 persen, dari total BBM jenis Gasoline yang dikonsumsi oleh pengguna kendaraan," ujar Unit Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina Regional Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan proporsi Premium bersubsidi mengalami penurunan dengan persentase hanya 11,9 persen, yang sebelumnya mendominasi dengan proporsi sekitar 70 persen.
Konsumsi BBM ramah lingkungan tertinggi saat ini yang dikonsumsi masyarakat Makassar, kata dia adalah BBM jenis Pertalite RON 90 dengan angka proporsi 80,6 persen, dibandingkan total BBM jenis Gasoline yang dikonsumsi masyarakat.
“Penerimaan masyarakat terhadap PLB sangat luar biasa, dengan melihat tren konsumsi saat ini, kami melihat kesadaran akan pentingnya penggunaan BBM berkualitas dan ramah lingkungan di Makassar sudah mulai tinggi," papar Laode.
Pihaknya berharap, melalui PLB Pertamina dapat mengedukasi manfaat BBM berkualitas dengan membuat masyarakat merasakan sendiri manfaatnya.
Selain proporsi konsumsi Pertalite yang meningkat, tambah dia, proporsi Bahan Bakar Berkualitas (BBK) jenis Pertamax dan Pertamax Turbo juga mencatatkan pertumbuhan konsumsi.
Tercatat, peningkatan proporsi konsumsi Pertamax sebesar 7,1 persen dari sebelumnya 5,1 persen, kemudian Pertamax Turbo menjadi 0,5 persen bergerak tipis dari sebelumnya 0,4 persen serta diestimasi akan terus bergerak seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap manfaat penggunaan BBM berkualitas.
"Kami menghimbau masyarakat mengecek buku manual kendaraan masing-masing dan mencari nilai kompresi mesin kendaraannya. Rekomendasi BBM yang digunakan sesuai kompresi kendaraannya. Pada motor di tangki bensin dan mobil biasanya pada kaca belakang," tambahnya.
Pihaknya kembali mengharapkan pada saat promo PLB berakhir nanti, masyarakat tetap menggunakan BBM berkualitas dan ramah lingkungan minimal jenis Pertalite untuk menjaga kualitas udara bersih dan sehat seperti sekarang.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)