Konsumsi Rumah Tangga Tertahan Akibat Kebijakan PPKM Berlevel
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel pada kuartal III-2021 berakibat pada tertahannya pertumbuhan konsumsi masyarakat dan aktivitas investasi.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel pada kuartal III-2021 berakibat pada tertahannya pertumbuhan konsumsi masyarakat dan aktivitas investasi. Konsumsi rumah tangga tercatat hanya 1,03 persen (yoy), lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mampu tumbuh 5,96 persen.
"Penerapan PPKM ketat juga berdampak pada tertahannya pertumbuhan konsumsi masyarakat serta aktivitas investasi, khususnya dari sektor swasta," kata Febrio, Jakarta, Jumat (5/11).
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Dimana PKM dibentuk? PKM merupakan program yang secara khusus dibentuk oleh Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK DIKTI) Republik Indonesia.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Bagaimana KPU mengawasi jalannya pemilihan? Sebagai penyelenggara, KPU bertugas untuk mengawasi jalannya pemilihan agar sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Mereka harus memastikan bahwa semua proses pemilihan dilakukan secara adil dan transparan, serta menangani pelanggaran yang mungkin terjadi.
-
Kenapa Sala Lauak digemari masyarakat Pariaman? Salah satu kuliner favorit masyarakat Pariaman dan sekitarnya yaitu Sala Lauak.
Hal ini sejalan dengan pergerakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang cenderung berada dalam zona pesimis (di bawah 100) pada Juli (80,2), Agustus (77,3), dan September (95,5). Indeks Penjualan Ritel (IPR) juga berada dalam zona kontraksi pertumbuhan di sepanjang triwulan III.
Di sisi lain, aktivitas investasi relatif mampu bertahan dengan tumbuh sebesar 3,74 persen (yoy). Selain itu, importasi barang modal cukup tinggi terutama pada komponen mesin dan kendaraan terutama untuk mendukung aktivitas ekspor.
"Meskipun turut terdampak oleh ketidakpastian, aktivitas investasi masih bisa tumbuh kuat, termasuk investasi bangunan yang ditopang oleh ekspansi belanja modal Pemerintah untuk keberlanjutan proyek-proyek infrastruktur strategis," lanjut Febrio.
Di tengah tertahannya permintaan domestik, perdagangan internasional lanjut bertumbuh tinggi. Kinerja ekspor mampu berkontribusi signifikan terhadap keseluruhan ekonomi periode ini dengan terus tumbuh positif sebesar 29,16 persen (yoy). Momentum pemulihan permintaan ekonomi global yang diikuti dengan kenaikan harga komoditas menjadi faktor utama yang mendorong kinerja ekspor tetap tangguh selama penerapan PPKM.
Di sisi lain, kinerja impor juga tumbuh tinggi mencapai 30,11 persen (yoy). Penguatan aktivitas impor tercermin dari indikator penerimaan bea masuk yang hingga 30 September 2021 tumbuh 13,7 persen (yoy). Adapun produk impor didominasi barang modal dan bahan input.
"Impor yang tumbuh kuat mengindikasikan aktivitas produksi pada periode berikutnya akan kuat juga," kata dia.
Dari sisi produksi, sejalan dengan tingginya aktivitas ekspor, sektor Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Pertambangan, produksi mampu tumbuh cukup kuat masing-masing sebesar 3,68 persen (yoy), 5,16 persen (yoy), dan 7,78 persen (yoy). Sementara itu, seiring dengan keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional, sektor konstruksi tumbuh 3,84 persen (yoy).
Geliat sektor strategis ini juga memberikan implikasi positif pada penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. Sektor industri pengolahan menjadi sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja terbesar atau 1,22 juta pekerja hingga Agustus 2021. Sementara sektor perdagangan mampu menyerap 1,04 juta tenaga kerja pada periode yang sama.
Namun demikian, terdapat beberapa sektor yang terdampak langsung oleh eskalasi kasus Varian Delta Covid-19. Khususnya sektor yang menunjang aktivitas pariwisata seperti pertumbuhan Transportasi dan Pergudangan serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang sedikit terkontraksi, masing-masing tumbuh sebesar -0,72 persen (yoy) dan -0,13 persen (yoy).
Baca juga:
Anjlok, Konsumsi Rumah Tangga Kuartal III 2021 Cuma 1,03 Persen
Survei Mandiri Institute: Konsumsi Masyarakat Sudah Kembali ke Level Sebelum Pandemi
Fokus E-Commerce Jadi Penyelamat Industri Ritel di Tengah Pandemi
Sri Mulyani: Belanja Masyarakat Kembali ke Level Sebelum Pandemi Covid-19
Kasus Covid-19 Terkendali, Indeks Keyakinan Konsumen Capai 95,5 di September
Prokes Mulai Longgar, ini Dampak Berbahayanya Jika Terjadi Gelombang Ketiga Covid-19