Kuartal I/2015, laba Indofood turun 37,3 persen
Menjadi Rp 870,1 miliar dari Rp 1,39 triliun.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat laba dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I tahun ini turun 37,3 persen menjadi Rp 870,1 miliar dari Rp 1,39 triliun. Marjin laba bersih turun menjadi 5,8 persen dari 9,2 persen.
Direktur Utama dan CEO Indofood CBP Sukses Makmur Anthoni Salim mengatakan penurunan laba bersih tersebut diakibatkan rugi selisih kurs yang belum terealisasi sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Bagaimana UBS Sekuritas Indonesia menentukan target harga saham BBRI? "Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024," jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana BRI menentukan skor Indeks Bisnis UMKM? Survei dilakukan di 33 provinsi, jumlah responden sebesar 7.047 debitur UMKM, margin of error ± 1,16%, metode sampling: stratified systematic random sampling, dan periode survei: 03 s.d. 19 Oktober 2023.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
"Memasuki 2015, kondisi makro ekonomi domestik masih kurang kondusif. Belum lagi kondisi pasar yang penuh tantangan dan nilai tukar rupiah yang masih terus terdepresiasi membuat perusahaan mengalami penurunan kinerja," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Kamis (30/4).
Penurunan laba bersih tersebut juga terlihat dari penjualan bersih perusahaan yang hampir sama dengan tahun sebelumnya di kisaran Rp 15,02 triliun, yang dikontribusikan dari kelompok usaha startegis produk konsumen bermerek, bogasari, agribisnis dan distribusi. Dengan masing-masing memberikan kontribusi sekitar 52 persen, 25 persen, 15 persen dan 8 persen terhadap penjualan bersih perusahaan.
Meski laba bersih mengalami penurunan, perusahaan sedikit lega dengan untungnya laba usaha tumbuh 9,5 persen menjadi Rp 1,75 triliun dari Rp 1,60 triliun, dan marjin laba usaha meningkat menjadi 11,6 persen dari 10,6 persen.
Sementara untuk anak usaha, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk membukukan kinerja keuangan kuartal I 2015 dengan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 14 persen menjadi Rp 796,8 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 698,7 miliar.laba tersebut dikontrbusikan dari meningkatkanya divisi mi instan, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus dan minuman, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 68 persen, 16 persen, 6 persen, 2 persen, 2 persen dan 6 persen.
"Sehingga kami berhasil mencatatkan penjualan neto yang tumbuh 8,3 persen menjadi Rp 7,97 triliun dari Rp 7,36 triliun," jelas dia.
Alhasil, perusahaan juga berhasil mencatatkan laba usaha tumbuh 12,7 persen menjadi Rp 1,01 triliun dari Rp 896 miliarm dan marjin laba usaha naik menjadi 12,7 persen dari 12,2 persen. Sementara marjin laba bersih naik tipis menjadi 10 persen dari 9,5 persen, core profit tumbuh 10,6 persen menjadi Rp 781,5 miliar dari Rp 706,7 miliar.
"Meski kondisi pasar yang penuh tantangan, kami tetap yakin pada potensi jangka panjang, perusahaan mampu mempercepat pertumbuhan dan menyeimbangkan portofolio usaha," ungkapnya.
(mdk/yud)