Kurangnya Asupan Buah Jadi Penyebab Tingginya Angka Stunting di Indonesia
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, tingginya tingkat stunting di Indonesia karena rendahnya tingkat konsumsi buah dan sayur oleh masyarakat mengakibatkan anak berisiko tinggi terkena stunting.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, tingginya tingkat stunting di Indonesia karena rendahnya tingkat konsumsi buah dan sayur oleh masyarakat mengakibatkan anak berisiko tinggi terkena stunting.
"Stunting terjadi akibat kurangnya kebutuhan vitamin atau mineral. Di mana sebagian mineral itu diperoleh dari buah dan sayur. Sedangkan di kita tingkat konsumsi buah masih rendah," ujar dia melalui Webinar Gerakan Konsumsi Buah Nusantara di Jakarta, Senin (10/8).
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Di mana mantan tukang cuci piring tersebut berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Dia menambahkan, berdasarkan anjuran WHO atau Bdan kesehatan dunia angka konsumsi buah untuk hidup sehat ialah sejumlah 150 gram buah. Angka tersebut setara dengan tiga buah pisang Ambon berukuran sedang atau satu potong pepaya ukuran sedang maupun tiga buah jeruk berukuran sedang.
Sementara berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada tahun 2019, tercatat rata-rata konsumsi per kapita untuk hariannya hanya sebesar 67 garam. "Artinya angka ini di bawah tingkat kecukupan WHO yang menganjurkan konsumsi buah minimum 150 gram per kapita dalam setiap harinya," jelas dia.
Padahal, anak-anak dalam fase pertumbuhan harus terpenuhi kecukupan gizinya. Sehingga bisa terhindar dari risiko stunting yang mengancam tumbuh kembang anak.
Beruntung, kesadaran untuk mengkonsumsi buah mulai meningkat pada tataran masyarakat. Salah satunya dipicu oleh pandemi Covid-19 yang terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia.
"Pandemi ini menyadarkan publik untuk penting ya arti kesehatan. Masyarakat kerap melakukan berbagai cara agar terhindar dari serangan coronavirus. Seperti berolahraga, meningkatkan konsumsi buah dan sayur lebih sehat, hingga membeli produk kesehatan," tukasnya.
Baca juga:
Tidak Hanya Berkaitan denga Gizi, Stunting juga Terkait dengan Perilaku
Mensos Minta Pendamping PKH Dibekali Materi Pencegahan Stunting
Mensos Juliari Usul Tambah Susu di Bantuan Sembako Cegah Stunting
Cegah Stunting, Jokowi Minta Akses Kesehatan Ibu Hamil & Balita Tak Terganggu Pandemi
Jokowi Beri Target ke Menkes Turunkan Angka Stunting Menjadi 14 Persen
Meningkatnya Jumlah Perokok Anak Buat Risiko Stunting Mengintai