Lemak dan Minyak Hewan Nabati Sumbang Surplus Neraca Perdagangan Desember 2020
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada periode Desember 2020 mengalami surplus sebesar USD 2,1 miliar. Adapun komoditas yang menyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada periode Desember 2020 mengalami surplus sebesar USD 2,1 miliar. Adapun komoditas yang menyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati.
"Komoditas yang menyumbang surplus lumayan besar adalah lemak dan minyak hewan nabati yang tergolong dalam HS15 kemudian bahan bakar mineral HS27 dan satu lagi berasal dari besi dan baja HS72," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, Jakarta, Jumat (15/1).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Dari mana ekspor sejumlah komoditas pertanian dilepas? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
Suhariyanto menjelaskan, berdasarkan golongan HS 2 digit, yang meningkat paling tinggi adalah lemak dan minyak hewan nabati HS15. Di mana ada penambahan nilai ekspor USD 264,2 juta.
"Volumenya naik karena harga naik, nilai jual naik sekitar 11,3 persen. Lemak dan minyak hewan nabati diekspor terutama ke China, India dan Malaysia," jelasnya.
Kedua, berdasarkan golongan barang HS2 digit yang meningkat adalah BBM HS27. Nilai ekspornya pada Desember bertambah menjadi USD 218,1 juta. Negara tujuan utama untuk BBM adalah China, India dan Jepang.
Kemudian berikutnya, ekspor meningkat cukup besar adalah mesin dan perlengkapan elektrik, meningkat dari sisi volume dan nilai. Dengan negara tujuan utama AS, Singapura dan Jepang.
"Kemudian disusul pakaian dan aksesorisnya, termasuk pakaian bukan rajutan maupun rajutan, ekspor tersebut terutama tertuju ke AS. Selama Desember surplus dengan AS mencapai USD1,23 miliar kemudian dengan India kita surplus USD866 juta kemudian dengan Filipina kita mengalami surplus USD468 miliar," tandas Suhariyanto.
Baca juga:
Nilai Ekspor Desember 2020 Tembus USD 16,54 Miliar, Tertinggi Sejak 2013
Kena Safeguard dari Filipina, Menperin: Buktikan Kalau Ekspor Otomotif RI Mengganggu
Desember 2020, Neraca Perdagangan Alami Surplus USD2,1 Miliar
Kemendag Kritik Filipina Soal Tarif Baru Ekspor Mobil
Mendag Andalkan Sarang Burung Walet Pulihkan Ekonomi Imbas Pandemi
Mendag Lutfi Harap Produk RI Bisa Gempur Pasar Regional dan Global