Luhut: Kita Punya Segala di Negara ini Tapi Hampir Seluruh Impor Alat Kesehatan Naik
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mencatat, defisit perdagangan alat kesehatan Indonesia naik hampir 4 kali lipat. Yakni dari USD 161 juta pada 2013 menjadi USD 531 juta pada 2020.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mencatat, defisit perdagangan alat kesehatan Indonesia naik hampir 4 kali lipat. Yakni dari USD 161 juta pada 2013 menjadi USD 531 juta pada 2020.
Menko Luhut bilang, meningkatnya defisit perdagangan disebabkan impor alat kesehatan yang terus meningkat sejak 2015. Selama dua tahun terakhir impor tumbuh dua digit >10 persen secara year on year (yoy) dan mencapai USD 703 juta pada 2020.
-
Dimana fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia diresmikan? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9).
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Dimana BPOM mendorong industri obat dan makanan untuk memproduksi produk ramah lingkungan? Selain menyelenggarakan forum dialog, dalam rangkaian kegiatan puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, BPOM memberikan apresiasi kepada industri obat dan makanan yang proaktif menerapkan produksi berkelanjutan berwawasan lingkungan.
-
Kenapa obat ini diproduksi di luar angkasa? Proses produksi obat ini memanfaatkan lingkungan luar angkasa yang bebas gravitasi untuk mempromosikan pembentukan struktur kristal protein yang lebih berkualitas secara lebih cepat daripada yang mungkin terjadi di bumi. Dengan demikian, obat yang dihasilkan di luar angkasa diharapkan memiliki kualitas yang lebih baik dan efektivitas yang lebih tinggi dalam pengobatan penyakit tertentu.
Sementara itu, pertumbuhan ekspor terbatas. Pertumbuhan ekspor sekitar 3-5 persen secara yoy dalam 3 tahun terakhir dan hanya mencapai USD 171 juta pada tahun 2020.
"Indonesia mengandalkan produk impor sebagian besar untuk alat kesehatan kompleks, sedangkan produk ekspor sangat terbatas. Kita punya segalanya di negara ini. Tapi, hampir seluruh impor alat kesehatan Indonesia terus meningkat, dengan urutan dari tertinggi adalah Electrodiagnosis Devices (USD 87 juta), Ultrasonic Scanning Devices (USD 70 juta), dan Needles, catheters, cannula & more (USD 43 juta)," ujar Menko Luhut dalam acara Health Business Gathering 2021 di Bali, ditulis Sabtu (4/12).
Dalam hal ini, diketahui tren kesehatan global akan memacu pertumbuhan industri perawatan kesehatan. Sebab, ada perubahan permintaan konsumen, pertumbuhan kelas menengah, penemuan terapi baru, konsentrasi penyakit & peningkatan pandemi, fokus pada pengendalian biaya, inovasi digital & telemedis.
"Industri kesehatan di Indonesia memiliki potensi besar yakni naiknya pendapatan rumah tangga kelas menengah, dan kampanye perawatan kesehatan universal," ujarnya.
Tak ingin terus tergantung dari produk impor, Menko Luhut mengatakan bahwa pemerintah membuka peluang untuk investasi di bidang kesehatan. Dengan dukungan investasi untuk pengembangan industri kesehatan, dia yakin bahwa ragam ekspor akan meningkat dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
"Belajar dari pengalaman penanganan Pandemi Covid-19, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada impor sehingga Industri kesehatan adalah salah satu area prioritas untuk Investasi," bebernya.
Lebih jauh, dia pun mencontohkan pengembangan industri hilir yang awalnya berasal dari ekspor bahan mentah. Yakni pengembangan baterai lithium (menggunakan mineral seperti nikel dan kobalt, dua komponen utama baterai EV).
"Ini sangat penting, kita sangat peduli mengenai ini. Karena kalau kita salah langkah, kita akan merusak generasi selanjutnya, dan saya tidak mau membuat kesalahan mengenai ini," tandasnya.
Menko Luhut lantas berpesan kepada calon investor agar tidak takut untuk menanamkan investasi di Indonesia.
"Kita harus bangga jadi orang Indonesia, kita bukan negara second class, kita great country yang bisa menyelesaikan masalahnyasendiri. Jangan pernah mau dilecehkan orang lain," pungkasnya kepada hadirin.
Penandatanganan Tiga Kerja Sama Senilai Rp 110 Miliar
Selain pemaparan Menko Luhut, pada acara ini juga dilaksanakan penandatanganan tiga Letter of Intent (LOI) antara Deputi Koordinasi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto dengan tiga Perusahaan alat kesehatan.
Antara lain PT. Tawada Healthcare mengenai kerja sama di bidang pengadaan dan pemanfaatan lahan untuk sarana produksi alat kesehatan dalam negeri; PT. Siemens Healthineers tentang kerja sama di bidang pendidikan dan alih teknologi alat Kesehatan; serta PT Binabakti Niagaperkasa tentang kerja sama di bidang alih teknologi alat kesehatan.
Kerja sama ini akan bernilai sekitar Rp 110 Miliar. Penandatanganan LOI ini adalah tindak lanjut dari kegiatan klarifikasi dan konfirmasi investasi alat kesehatan di Indonesia pada tanggal 22-23 November 2021 dalam rangka mewujudkan kemandirian alat kesehatan di Indonesia.
Ketiga perusahaan diatas merupakan perusahaan yang telah nyata menjalankan produksi alat kesehatan di Indonesia. Selain perusahaan-perusahaan tersebut, diharapkan masih ada sekitar 30-an perusahaan lagi yang segera menyusul untuk berinvestasi dan melaksanakan produksi alat kesehatannya di Indonesia.
(mdk/bim)