Masyarakat makin optimis dengan kondisi ekonomi
Saat ini, masyarakat memberikan penilaian positif terhadap kondisi ekonomi.
Kecilnya peluang pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun ini, telah mendorong naiknya indeks kepercayaan konsumen. Indeks kepercayaan konsumen pada bulan April berada pada posisi 91,3 persen atau naik dari bulan sebelumnya yang hanya 83,4 persen.
Hasil survei Danareksa Research Institute menunjukkan, naiknya indeks karena berkurangnya kekhawatiran masyarakat terhadap kenaikan harga pangan. Sebab, harga pangan berpotensi naik jika harga BBM bersubsidi dinaikkan.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Bagaimana dampak kemarau panjang terhadap harga beras? Produksi sawah petani terancam gagal karena hal ini.
-
Mengapa harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah.
“Kenaikan harga BBM biasanya memang mendorong kenaikan harga barang-barang, termasuk bahan pangan, secara signifikan,” ungkap Kepala Ekonom Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa dalam siaran persnya yang diterima merdeka.com di Jakarta, Minggu (3/6).
Saat ini, masyarakat memberikan penilaian positif terhadap kondisi ekonomi. Indikatornya adalah Indeks Situasi Sekarang (ISS) yang naik sebesar 12,4 persen.
Masyarakat juga optimis kondisi ekonomi enam bulan mendatang cukup baik. Hal ini dilihat dari komponen Indeks Ekspektasi (IE) yang juga mengalami peningkatan sebesar 8 persen menjadi 102,6.
“Dengan meningkatnya optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi dalam enam bulan mendatang, rencana konsumen untuk membeli barang-barang tahan lama meningkat pula pada bulan Mei,” jelasnya.
Dari hasil survei, sekitar 35,3 persen konsumen yang disurvei berencana membeli barang-barang tahan lama dalam enam bulan mendatang. Persentase ini naik dari bulan April yang hanya 34 persen.
Purbaya melihat, gambaran ini sangat menggembirakan. Sebab, biasanya konsumen lebih memprioritaskan membeli pakaian dan barang-barang kebutuhan pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri yang akan jatuh pada bulan Juli-Agustus dibandingkan membeli barang-barang tahan lama.
Mengenai inflasi, konsumen secara keseluruhan merasa yakin bahwa tekanan inflasi akan sedikit menurun dalam enam bulan mendatang. Indeks yang mengukur sentimen konsumen terhadap inflasi turun sebesar 0,4 persen menjadi 190,2 pada bulan Mei.
Kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah mengendalikan harga juga meningkat cukup signifikan. Indeks yang mengukur tingkat kepercayaan masyarakat atas kemampuan pemerintah mengendalikan harga naik sebesar 16.3 persen.
(mdk/oer)