Mei 2016, BPS catat impor USD 11,14 miliar
Meningkat 2,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 10,78 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia sebesar USD 11,14 miliar pada Mei 2016. Meningkat 2,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 10,78 miliar.
Namun, jika dibandingkan Mei tahun lalu, impor mengalami penurunan sebesar 4,12 persen.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
Peningkatan impor disebabkan melonjaknya pembelian nonmigas sebesar USD 9,47 miliar, meningkat 0,16 persen dibandingkan April 2016. Sedangkan, impor migas juga mengalami peningkatan sebesar USD 1,67 miliar, meningkat 22,5 persen.
"Kenaikan impor migas ini terjadi di semua kelompok komoditi migas, yakni impor mingak mentah sebesar USD 206,1 juta, impor hasil minyak sebesar USD 79,9 juta, dan impor gas sebesar USD 20,5 juta," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Rabu (15/6).
Dia menambahkan, peningkatan impor nonmigas terbesar terjadi di golongan gula dan kembang gula sebesar USD 86 juta. Sedangkan penurunan terbesar terjadi di golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar USD 129 miliar.
Secara kumulatif (Januari-Mei 2016), nilai impor mencapai USD 53,89 miliar.Turun 11,61 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Dimana impor migas turun 34,15 persen sebesar USD 6,93 miliar dan non migas turun 6,91 persen sebesar USD 46,97 miliar.
Impor terbesar berasal dari China sebesar USD 12,26 miliar. Disusul Jepang dengan nilai USD 5,05 miliar dan Thailand sebesar USD 3,77 miliar.
"Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 22,26 persen, dementara Uni Eropa sebesar 9,51 persen."
(mdk/yud)