Mendag Lutfi Siap Mundur Jika Kebijakan Impor Beras 1 Juta Ton Keliru
Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi bersedia mundur dari jabatannya apabila kebijakan untuk membuka keran impor beras 1 juta ton di tahun ini terbukti salah.
Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi bersedia mundur dari jabatannya apabila kebijakan untuk membuka keran impor beras 1 juta ton di tahun ini terbukti salah. Pernyataan itu disampaikan Lutfi saat menanggapi pertanyaan dari Anggota DPR Komisi VI dari Fraksi PDIP I Nyoman Parta terkait polemik kebijakan impor beras tahun ini.
"Saya mesti mengambil keputusan pada keputusan yang tidak populer. Kalau memang saya salah, saya siap berhenti. Tidak ada masalah, saya berhenti tidak ada masalah. Tapi tugas saya memikirkan yang tidak dipikirkan oleh bapak dan ibu," terangnya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, ditulis Selasa (23/3).
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Kapan Benteng Speelwijk dibangun? Pada 1682 sejumlah fasilitas penunjang kolonialisme Belanda dibangun di sana, salah satunya benteng Speelwijk.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan Panbers terbentuk? Uniknya, band bergenre pop, rock and roll melayu ini berdiri di Surabaya pada tahun 1963.
Lutfi mengungkapkan, keputusan untuk melakukan impor guna memenuhi cadangan stok beras Bulog sebesar 1 sampai 1,5 juta ton sendiri sudah diputuskan sejak Desember 2020 lalu. Atau jauh sebelum dirinya menjabat Menteri Perdagangan.
"23 Desember 2020, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet. Jadi, artinya ini di tingkat lebih atas dari ratas menko memutuskan bahwa Bulog untuk tahun 2021 itu mesti mempunyai cadangan/iron stock (beras)," bebernya.
Salah satunya, cadangan Bulog tahun ini diperoleh dari pengadaan 500 ribu ton beras impor. "Jadi waktu saya datang, saya hanya menghitung jumlahnya," tuturnya.
Berdasarkan penghitungannya, stok beras cadangan Bulog saat ini hanya tersedia sebanyak 800.000 ton. Di mana di dalamnya ada 270.000-300.000 ton dari stok tersebut merupakan beras hasil impor tahun 2018 silam. Namun, sebanyak 300 ribu beras sisa impor tersebut berpotensi mengalami penurunan mutu.
"Artinya, Bulog hari ini bisa cadangannya di bawah 500 ribu ton," ucapnya.
Sementara itu, penyerapan gabah oleh Bulog dirasa masih belum optimal, karena baru setara beras mencapai 85.000 ton mendekati musim panen ini. Padahal, target penyerapan gabah mendekati 500.000 ton per Senin (22/3). "Jadi, penyerapan tidak jalan dengan baik. Ini menyebabkan stok Bulog pada saat yang paling rendah dalam sejarah," bebernya.
Adapun, rendahnya penyerapan gabah sendiri lebih dikarenakan aturan teknis yang mesti dipatuhi Bulog dalam membeli gabah petani. Menyusul dalam Permendag Nomor 24 Tahun 2020, gabah harus dengan kadar air maksimal 25 persen dan seharga Rp 4.200 per kilogram.
"Sedangkan, permasalahannya hari ini curah hujan yang tinggi menyebabkan gabah petani tidak bisa dijual ke bulog karena basah," katanya.
Oleh karena itu, impor dinilai menjadi solusi yang bisa diterapkan saat ini untuk menambal cadangan beras yang defisit saat ini. Kendati, kebijakan ini disadari tidak bisa menyenangkan semua pihak. "Jadi, ini tanggung jawab saya. Sudah tidak usah melebar diskusinya. Saya janji tidak ada impor ketika panen raya. Selesai," tandasnya.
Baca juga:
Faisal Basri Sebut Pemburu Rente Untung Rp2 Triliun dari Impor 1 Juta Ton Beras
Faisal Basri: Surplus Beras Terjadi karena Konsumsi Masyarakat Turun
Tiga Alasan Faisal Basri Tak Setuju Rencana Impor Satu Juta Ton Beras di 2021
Khofifah: Surplus 900 Ribu Ton, Jatim Tak Butuh Impor Beras
Tolak Impor Beras, Sekjen PDIP Sebut Banyak Pemburu Rente
Mendag Lutfi Pasang Badan di Polemik Impor Beras: Salahkan Saja Saya