Menko Luhut Minta LSM Turut Perangi Kampanye Negatif Kelapa Sawit
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut memperjuangkan nasib kelapa sawit Indonesia di tengah ancaman rencana band oleh Uni Eropa. Ajakan tersebut juga dia sampaikan kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut memperjuangkan nasib kelapa sawit Indonesia di tengah ancaman rencana band oleh Uni Eropa. Ajakan tersebut juga dia sampaikan kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
"Saya harap LSM-LSM Indonesia harus merasa terpanggil ini kan menyangkut 20 juta petani. Jangan hanya soal masalah lingkungan," kata dia, dalam acara Coffee Morning, di Kantornya, Jakarta, Senin (8/4).
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan Uje meninggal? Kiprah ustaz gaul ini hanya bertahan hingga usia 40 tahun. Pada 26 April 2013 dini hari, Uje mengalami kecelakaan tunggal di Pondok Indah.
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
"LSM-LSM kita mbok nasionalismenya dibangkitkan. Kau lihat 20 juta rakyat Indonesia. Small holders yang terlibat," lanjut dia.
Dia menegaskan bahwa upaya melawan diskriminasi terhadap kelapa sawit tidak berarti Pemerintah Indonesia mengabaikan isu lingkungan hidup. "Masalah lingkungan saya sudah berkali-kali katakan kita tidak akan buat kebijakan yang akan rusak generasi kita yang akan datang," ungkapnya.
"Itu kenapa kita gencar sekali Masalah Citarum. Coba kau pergi lihat sebelum dan sesudah. Luar biasa progresnya. Sekarang masyarakat sana sudah disiplin. Sadar tidak mau buang sampah sembarang. Semua kita kerjakan. Supaya kita tahu. Soybean itu butuh 10 hektar untuk menghasilkan 1 ton. Kelapa sawit cuma satu hektar," imbuhnya.
Indonesia juga sudah menjalankan moratorium lahan sawit. Kebijakan tersebut akan terus diperkuat pada aspek pengawasannya agar dapat berjalan dengan baik di lapangan.
"Kita 14 juta hektar sudah moratorium. Sepanjang Pak Jokowi ndak ada lagi. Pengawasan yang harus di perketat. Dengan adanya one map policy pengawasan kita akan lebih bagus," jelas Luhut.
Tak hanya itu. Program replanting yang sedang berjalan, kata Luhut bertujuan untuk mengganti sawit petani dengan bibit yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan produksi per hektar.
"Dengan suplay demand kita kendalikan, kita akan bisa pelihara USD 800-900 per ton harga kelapa sawit. Replanting program ini, 40 persen yang punya petani plasma ini, itu akan kita naikkan dengan penggantian bibit yang baik. Sekarang 1,9-2 ton per hektare, kita mau mereka bisa sampai dalam 5-10 tahun ke depan bisa 5, 7, 9 ton per hektare. Itu kan akan menambah kaya petani-petani kita," tegasnya.
Peningkatan produksi sawit pun akan berdampak pada perekonomian, terutama menekan defisit transaksi berjalan. "Kita juga tidak mau tergantung pada impor crued oil karena akan bisa 20 persen sampai 30 persen (crued palm oil) kita convert menjadi energi. Teknologi sudah ada," tandasnya.
Baca juga:
Eropa Larang Impor Kelapa Sawit, Jokowi & Mahathir Mohamad Layangkan Surat Keberatan
Menko Luhut Lawan Eropa soal Kelapa Sawit: Ini Masalah Kedaulatan Negara
Walhi Kritisi Ancaman Menko Luhut Keluar dari Kesepakatan Paris
Pemerintah Jokowi Kebut Program Peremajaan Kelapa Sawit
Pemerintah Jokowi Uji Jalan Penerapan B30 Mei Mendatang
Faisal Basri Sindir Cara Pemerintah Ancam Boikot Produk Uni Eropa