Menko Luhut: Pemerintah Bisa Hemat Rp300 Triliun Jika Produksi Alkes Dalam Negeri
"Alkes dalam bidang kesehatan ini, dana yang kita keluarkan hampir Rp490 triliun setahun jadi kalau ini sekarang kita bisa hemat Rp200-Rp300 triliun setahun, itu sama dengan investasi kita USD 25 miliar per tahun," kata Menko Luhut.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bawha dengan produksi alat kesehatan (alkes) di dalam negeri, maka pemerintah bisa menghemat dana sebanyak Rp200 triliun hingga Rp300 triliun dalam setahun.
"Alkes dalam bidang kesehatan ini, dana yang kita keluarkan hampir Rp490 triliun setahun jadi kalau ini sekarang kita bisa hemat Rp200-Rp300 triliun setahun, itu sama dengan investasi kita USD 25 miliar per tahun. Jadi bisa bayangkan betapa penghematan pemborosan kita selama ini yang begitu tinggi," kata Menko Luhut dalam konferensi Pers Upaya Peningkatan Penggunaan PDN Bidang Alat Kesehatan, Selasa (15/6).
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Siapa yang menjadi pelopor berdirinya penerbangan komersial di Indonesia? Pria ini menjadi pelopor adanya industri penerbangan komersil sekaligus menjabat KASAU pertama.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
Luhut menyebut, di Amerika Serikat saja Presiden Joe Biden mengeluarkan Undang-undang bahwa alkes tidak boleh impor dari luar, melainkan harus diproduksi dalam negeri sendiri. Menurutnya, Indonesia pun bisa meniru kebijakan negara paman sam itu.
"Jadi kita Indonesia sendiri harus juga mengarah ke situ, jadi nanti di LKPP juga eloknya sudah mulai memperhatikannya karena Presiden sudah minta juga ada perbaikan mengenai undang-undang kita mengenai Alkes," ujarnya.
Luhut menegaskan gerakan bangga buatan Indonesia ini bisa terus didorong dalam segala bidang termasuk alkes. Agar penyerapan produk alkes dalam negeri meningkat sekaligus menekan pengeluaran impor.
"Kami melihat serapan belanja pemerintah untuk produk dalam negeri cukup rendah dibandingkan impor khususnya belanja alat kesehatan," ujarnya.
Pemesanan Alkes
Tercatat, hingga Juni 2021, pemesanan alkes dalam negeri Rp2,9 triliun, sedangkan alkes impor 5 kali lebih besar yakni Rp12,5 triliun. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong investasi demi meningkatkan kapasitas produksi alkes dalam negeri.
"Pemerintah juga akan lebih ketat memantau belanja rumah sakit, mewajibkan penggunaan produk dalam negeri melalui pengadaan barang jasa dan oleh K/L. Saya berharap ayo kita semua kompak dalam keadaan emergensi sekarang, supaya produk-produk kesehatan, alat-alat kesehatan, obat-obat kita untuk kesehatan bisa kita lakukan dalam negeri," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)