Menko Luhut Sebut Indonesia Akan Miliki Industri Petrokimia Terbesar Dunia
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Kalimantan Utara akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di Indonesia. Di mana, Indonesia juga akan miliki industri petrokimia terbesar di dunia.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Kalimantan Utara akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di Indonesia. Di mana, Indonesia juga akan miliki industri petrokimia terbesar di dunia.
Bertempat di Kalimantan Utara, dengan lahan 30 ribu hektar sejumlah energi baru terbarukan (EBT) akan dikembangkan. Dari kawasan tersebut diperkirakan akan menghasilkan 8.000 megawatt (MW) PLTA (hydropower), 10.000 MW solar panel dan 2,9 TCF gas.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Dimana desa yang menjadi pusat industri kompor minyak tanah di Indonesia? Bahkan, Desa Taman Harjo, Singosari, Malang, Jawa Timur, dikenal sebagai pusat industri kecil kompor dengan bahan bakar minyak tanah.
-
Mengapa Kawasan Industri Batang dianggap sebagai tawaran investasi yang menjanjikan? Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) disebut sebagai tawaran investasi yang menjanjikan bagi perusahaan besar.
-
Apa yang dilakukan Kawasan Industri Batang untuk menyerap tenaga kerja lokal? Penyerapan tenaga kerja dimulai dari warga desa penyangga yang ada di sekitar KITB. Warga yang direkrut tersebut adalah warga yang telah mendapatkan pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan.
-
Apa yang dibangun oleh Pertamina Geothermal Energy untuk menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai? Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 MW, sehingga total panas bumi di wilayah tersebut menjadi 110 MW.
"Nanti Kaltara (Kalimantan Utara) akan menjadi Green Integrated Industrial Park. Jadi kita akan buat sesuatu yang bagus dan ini akan mengubah struktur Indonesia," kata Menko Luhut di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (17/3).
Menko Luhut melanjutkan, dengan memiliki kawasan energi hijau tersebut akan mampu meningkatkan pendapatan per kapita sekitar USD 10.000 dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,8 persen di 2030. Capaian tersebut akan lebih besar jika Indonesia mampu melakukan hilirisasi sejumlah mineral lainnya.
"Ini baru simulasi dari nikel ore, kita belum bicara bauksit, copper, timah dan yang lain-lain," kata dia.
Termasuk juga mempertimbangkan efisiensi investasi sebesar Rp 400 triliun dari anggaran pemerintah. Apalagi dalam tiga tahun ke depan nilai investasi bisa mencapai Rp 700 triliun. Menko Luhut menyebut, sampai tahun 2029, nilai investasi di kawasan industri hijau itu mencapai USD 132 miliar.
"Jadi ini angka yang sangat besar, dan kita akan memiliki the largest petrochemical di dunia. Jadi dengan investasi USD 56 miliar dan itu akan membuat outcome-nya USD 67 miliar," kata dia.
Presiden Jokowi: Kawasan Industri Hijau Kaltara Buat Indonesia Diperhitungkan Dunia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa Kawasan Industri (KI) hijau di Kalimantan Utara (Kaltara) dapat menjadi gerbang bagi Indonesia untuk menjadi negara industri besar yang diperhitungkan dunia.
"Kalau ini berhasil, kawasan industri ini seluas 16.000 (hektare), akan menjadi sebuah gerbang bagi Indonesia baru, menjadi sebuah negara industri yang besar yang patut diperhitungkan dunia. Pintu gerbangnya ada di situ, di kawasan industri hijau Kalimantan Utara," kata Jokowi dalam Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Senin (17/1).
Presiden Jokowi menargetkan, pembangunan kawasan industri hijau di Kaltara untuk tahap pertama dapat selesai pada 4-5 tahun ke depan. Dia menegaskan bahwa ekonomi Indonesia sedang bertransformasi. Salah satu bentuk transformasi itu adalah menuju pengembangan ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan mengedepankan prinsip berkelanjutan.
Ke depan, kata Presiden, kegiatan ekonomi hijau yang mampu menghasilkan produk-produk ramah lingkungan akan menjadi budaya baru di dunia. Hal itu karena negara-negara di dunia banyak yang sedang beralih ke kegiatan konsumsi produk-produk hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mendukung terciptanya ekosistem hijau.
"Sudah mulai di Eropa ditanyakan apakah ini dari produksi yang energi hijau. Mulai ditanyakan dan kita memiliki kekuatan di sini (energi hijau)," ujar Presiden Jokowi.
Presiden memaparkan Indonesia memiliki potensi energi terbarukan mencapai 418 Giga Watt, yang terdiri dari sumber energi tenaga air, tenaga arus bawah laut, tenaga panas bumi (geothermal), tenaga angin, tenaga surya dan lainnya. Saat ini saja, sebagai contoh Indonesia baru memakai 2.000 MW tenaga panas bumi.
"Artinya masih ada 27.000 MegaWatt (MW). (Kemudian) kita memiliki angin yang sudah kita coba di Jeneponto, di Sidrap, di Sulawesi, di Sukabumi. Banyak sekali energi hijau yang kita miliki selain energi fosil, batu bara maupun dari minyak," jelas Presiden Jokowi.
Begitu juga energi terbarukan dari sumber tenaga air. Indonesia memiliki 4.400 sungai. Dua dari ribuan sungai tersebut adalah Sungai Mamberamo di Pulau Papua yang bisa menghasilkan tenaga listrik 23 ribu MW, dan Sungai Kayan di Pulau Kalimantan yan bisa menghasilkan 11 ribu MW.
"Itu hanya dua sungai, kita memiliki 4.400 sungai. Bisa kita bayangkan betapa modal besar kita untuk bisa menghasilkan produk hijau itu sangat gede sekali," jelas Presiden Jokowi.
(mdk/bim)