Menkominfo: Aplikasi TEMU Tidak akan Diizinkan Beroperasi di Indonesia untuk Lindungi UMKM
Menurutnya, hal ini berkaitan dengan perlindungan terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan jutaan pekerja yang terlibat di sektor tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi menegaskan aplikasi TEMU tidak akan diizinkan beroperasi di Indonesia, meskipun memenuhi semua prosedur dan regulasi yang berlaku.
Menurutnya, hal ini berkaitan dengan perlindungan terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan jutaan pekerja yang terlibat di sektor tersebut.
"Jadi itu perlindungan industri dalam negeri khususnya UMKM kita. itu harus menjadi kewajiban negara," kata Budi dalam acara Jokowi Legasi 2014-2024, Jakarta, Jumat (11/10) malam.
Budi menjelaskan, model bisnis aplikasi TEMU, yang berfokus pada ekspor barang ke Indonesia, dapat menciptakan ketidakadilan bagi UMKM lokal.
"Enggak boleh, karena model bisnisnya langsung barang-barang dari negara di ekspor ke Indonesia. Enggak boleh," tegas dia.
Dia juga menambahkan, pihaknya telah memblokir akses ke platform TEMU, sehingga siapapun tidak dapat mengakses aplikasi tersebut melalui PlayStore atau App Store.
"Enggak bisa, sudah enggak bisa. Sudah di blokir," terang dia.
Aplikasi TEMU Masuk Malaysia
Sebagai informasi, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mengungkapkan aplikasi TEMU telah berhasil masuk ke pasar Malaysia.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah Kemenkop UKM, Temmy Satya Permana, menyatakan hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran terkait dampak aplikasi tersebut terhadap produk dalam negeri.
"Temu sudah masuk ke Malaysia, kira-kira dampaknya apa buat produk dalam negeri? Jawabannya sangat diplomatis. Sebenernya mereka juga kecolongan sebetulnya ya," kata Temmy dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (3/10).
Hal itu diketahui saat dirinya melakukan kunjungan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Dia menanyakan kepada pejabat Malaysia mengenai keberadaan aplikasi TEMU. Ia bilang para pejabatnya menjawab sangat diplomatis, mereka mengakui sebenarnya mereka juga kecolongan.
Temmy menambahkan meskipun Malaysia tidak mau secara terbuka mengakui, mereka menyadari Indonesia telah lebih awas dalam melindungi produk lokal.
"Tapi nggak mau ngaku aja kalau ternyata kami kecolongan. Ternyata Indonesia sudah lebih aware melindungi produk-produk," imbuh dia.