Menteri ESDM pastikan tidak ada revisi dalam proyek 35.000 MW
Menteri Sudirman menegaskan listrik merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku tetap optimis pembangunan megaproyek ketenagalistrikan 35.000 megawatt (MW) bakal tercapai dalam lima tahun. Untuk itu, ESDM tidak akan melakukan revisi atas rencana proyek tersebut walaupun pembangunan proyek 35.000 MW dinilai tak masuk akal.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan saat ini rasio elektrifikasi nasional masih sangat rendah. Dengan begitu, proyek 35.000 MW sangat perlu dibangun pemerintahan Jokowi-JK dalam waktu lima tahun mendatang.
"Tidak ada penurunan target pembangunan listrik 35.000 MW. Kita masih tetap optimis untuk mengejar target tersebut. Listrik tidak ada revisi karena dua alasan. Pertama, rasio elektrifikasi kita masih rendah karena itu tidak adil bagi yang belum dapat. Kedua, listrik adalah jendela peradaban dunia," ujar dia dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (7/9).
Dia menegaskan listrik merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Bahkan, pembangunan listrik di daerah-daerah perbatasan bakal diimbangi dengan adanya koneksi internet yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Begitu 50 titik terluar dilistriki, Pak Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika) mengatakan ingin membangun jaringan koneksi (internet). Jadi tidak ada alasan merevisi target," kata dia.
Sementara itu, Dirjen Kelistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan proyek 35.000 MW merupakan kebutuhan mendesak dalam rangka memenuhi rasio elektrifikasi secara nasional. Saat ini, rasio elektrifikasi nasional baru mencapai 86,9 persen.
"Kalau dibandingkan dengan Singapura, Malaysia dan Brunei sudah jauh di atas 90 persen. Atas dasar itu, target 97 di 2019 harus dicapai. Maka memang pemerintah buat program-program kelistrikan," kata Jarman.
Dalam proyek 35.000 MW tersebut, PLN juga akan diminta membangun jaringan transmisi kelistrikan setelah mendapatkan jatah pembangunan 5.000 MW dalam proyek tersebut. Nantinya, 30.000 MW akan diberikan pihak swasta dalam skema Independence Power Producer (IPP).
"Alasannya, pembangkit itu butuh dana yang besar. Pembangkit di swasta dan PLN jadi single buyer. PLN hanya bangun sebagian saja. Mayoritas di IPP," pungkas Jarman.
Baca juga:
Rizal Ramli: Ada mafia, pulsa listrik Rp 100.000 dapatnya Rp 73.000
Megaproyek 35 ribu MW, pemerintah mengaku ringankan beban PLN
Menko Rizal Ramli revisi proyek listrik 35.000 MW jadi 16.167 MW
Sikat makelar tanah, PLN minta perlindungan Polri & Kejaksaan Agung
Gardu terbakar, Ahok dukung PLN buat Transmisi Interkoneksi
Polisi masih selidiki penyebab Gardu Induk PLN di Kembangan terbakar
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Mengapa Indonesia memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV)? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
-
Di mana energi listrik disimpan? Accu = yaitu alat yang menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia.