Menunggu Keputusan Divestasi Saham Vale Indonesia
Erick Thohir menyayangkan langkah Vale Indonesia memperbesar investasi pada hilirisasi nikel baru dijalankan saat komoditas itu naik daun.
Menunggu Keputusan Divestasi Saham Vale Indonesia
Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan bahwa MIND ID, holding pertambangan BUMN siap untuk mencaplok saham milik PT Vale Indonesia Tbk.
Erick Thohir pun tidak mempermasalahkan nilai saham yang akan didivestasikan oleh Vale Indonesia.
Rencana Menteri BUMN Erick Thohir divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk tersebut mendapat dukungan penuh dari sejumlah pihak.
Sebab, Vale dinilai baru memperbesar investasi di Tanah Air pasca nikel menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (PUSHEP), Bisman Bakhtiar mengamini pernyataan tersebut. Menurutnya, perusahaan terlambat dalam meningkatkan investasi nikel meski telah beroperasi puluhan tahun di Indonesia.
"Vale termasuk yang sudah lama beroperasi, namun jika dikatakan terlambat dalam memenuhi komitmen dalam kontrak karya, iya," ungkapnya dikutip dari Liputan6.com di Jakarta, Jumat (21/7).
Menurut dia, pemerintah perlu tegas dalam menagih komitmen perusahaan pertambangan yang tercantum dalam kontrak karya. Langkah ini diperlukan agar negara dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan publik.
Bisman menganjurkan agar pemerintah segera mengambil alih Vale melalui Holding BUMN Pertambangan, MIND ID. Sebab, eksekutif perlu mengambil langkah strategis bagaimana agar menjadi pengendali emiten berkode INCO tersebut.
Sebelumnya, Erick Thohir sempat mengungkapkan Vale Indonesia tidak mempercepat investasinya meski telah beroperasi selama puluhan tahun. Perusahaan baru memperbesar investasi pada pertambangan nikel dalam beberapa tahun terakhir.
"Vale sudah berkecimpung lama di Indonesia, namun tidak mempercepat investasinya, baru sekarang ketika nikel meledak," katanya beberapa waktu lalu.
Erick menyayangkan langkah Vale Indonesia memperbesar investasi pada hilirisasi nikel baru dijalankan saat komoditas itu naik daun. Padahal, penghiliran diperlukan untuk menambah nilai produk ekspor Tanah Air.
"Masa hilirisasi ini kita terhambat puluhan tahun, kita mengirim barang mentah ke seluruh dunia. Kapan kita menjadi kaya? Nah, jangan sampai kembali ketika momentum ini besar, baru berlomba-lomba, ya tidak ada komitmen. Kita harus memiliki target-target untuk kemajuan bangsa kita," terangnya. Reporter: Maulandy Sumber: Liputan6.com