Modal Awal Cuma Rp1 Juta, Bisnis Keripik Pisang Danang Kini Raup Omzet Rp30 Juta per Bulan
Biasanya, sekali stok Danang bisa membeli hingga 70 sisir pisang memenuhi kebutuhan produksi selama dua hingga tiga hari.
Danang Purnomo Aji, pemuda asal Magelang berhasil membuktikan bahwa usaha yang dimulai dari nol dapat berkembang pesat berkat semangat dan ketekunannya. Meskipun pernah mengalami berbagai cobaan hingga sempat jatuh pada titik terendah, kini Danang mampu mengembangkan bisnis keripik pisang dengan omzet mencapai Rp30 juta per bulan.
Danang memulai usaha yang dia beri nama 'Banalicious' dengan modal minim, yaitu kurang dari Rp1 juta. Saat itu, Danang tidak memiliki banyak uang dan harus berpikir keras bagaimana cara memulai usaha dengan modal terbatas.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Bagaimana cara kata-kata inspiratif memotivasi seseorang? Kata-kata inspiratif singkat umumnya berupa kalimat sederhana. Namun di balik kalimat-kalimat sederhana itu, terdapat makna yang mendalam.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Mengapa para pengusaha muda termotivasi dengan kata-kata inspiratif? "Kesempatan bisnis itu bagaikan sebuah bis, sekali berhenti akan ada bis lain yang menyusul." - Richard Bronson
-
Bagaimana kata-kata motivasi bisa memberikan semangat dan inspirasi? Selain itu, kata-kata motivasi akan sangat berguna untuk menjadi sumber inspirasi agar membuat hidupmu menjadi lebih bersemangat dan penuh warna.
Berawal dari membeli 3 sisir pisang di pasar untuk percobaan produksi, Danang terus memutar modal hingga mendapat keuntungan. Keuntungan tersebut dia investasikan kembali untuk membeli bahan baku pisang dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Selama menjalankan usaha Banalicious, Danang memilih pisang kepok sebagai bahan baku utama untuk keripik pisangnya. Menurut Danang, pisang jenis kepok memiliki rasa yang lebih gurih dan tekstur yang renyah ketika diolah menjadi keripik.
Kemudian demi mempertahankan kualitas produk, Danang selalu mencari pisang berkualitas tinggi. Misalnya pisang kepok yang masih mentah serta keras agar hasil keripik lebih kriuk dan lezat.
Biasanya, sekali stok Danang bisa membeli hingga 70 sisir pisang memenuhi kebutuhan produksi selama dua hingga tiga hari.
Semua tahap produksi, mulai dari mengupas, mencuci, mengiris, hingga menggoreng, ia lakukan dengan penuh ketelitian. Selain itu, untuk menjaga kualitas dan cita rasa keripik, ia memilih menggunakan minyak goreng kemasan berkualitas daripada minyak curah.
- Berawal dari Modal Rp200 Ribu, Mantan Pengemudi Ojol Buka Usaha hingga Raup Omzet Rp400 Juta Per Bulan
- Modal Rp 4 Juta, Pemuda Ini Sukses Buka Usaha Minuman Es Jeruk hingga Habiskan 1,5 Kuintal Jeruk/bulan
- Modal Tak Sampai Rp100 Ribu, Teteh di Bogor Sukses Raup Rp1 Juta per Hari dari Jualan Cireng Pinggir Jalan
- Modal Awal Cuma Rp10 Ribu, Ibu ini Sukses Jualan Rempeyek Hingga Bisa Beli Dua Rumah Mewah
Belajar Teknik Pengolahan Keripik Pisang
Menurut pengakuan Danang, dia belajar semua teknik pengolahan keripik pisang secara otodidak melalui referensi online dan bertanya kepada penjual pisang lainnya. Ia bahkan masih menggunakan alat pengiris pisang yang dibeli secara online seharga Rp30.000-Rp50.000.
"Aku belajar semuanya dari sana (online dan tanya ke penjual pisang), mungkin sekitar satu bulanan. Mulai dari ngulik resep, terus cari izin, dan lain-lain. Ya selama satu bulan itu aku urusin buat cari referensi dan belajar buat produk," jelas Danang dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip pada Jumat (27/9).
Pada awal merintis usaha, Danang memasarkan produknya melalui platform online, seperti TikTok dan Shopee. Meski awalnya dalam sebulan hanya terjual 3 bungkus, dia tetap konsisten mempromosikan produknya. Hingga akhirnya penjualan meningkat, dan kini dia bisa menjual 70-90 bungkus per hari dengan omzet mencapai Rp25-Rp30 juta per bulan.
Sejauh ini, Danang kerap mengalami tantangan, terutama saat mendapatkan komentar negatif dari netizen di platform live streaming Tiktok. Banyak orang yang meragukan produknya, bahkan ada juga yang berusaha menjatuhkan usaha Banalicious.
"Kata-kata yang paling aku ingat itu (Jangan beli di sini, di sini barangnya ga enak enak. Mending beli di sana aja). Di sana itu maksudnya ada salah satu produsen yang sama dan dia bilang gitu di live ku," terang Danang.
Namun, hal tersebut tidak membuat Danang mundur. Ia menjadikan kritik sebagai motivasi untuk terus belajar dan memperbaiki kualitas produknya. Berkat ketekunan dan semangat pantang menyerah, kini usahanya semakin berkembang.
Reporter Magang: Thalita Dewanty