Negara Punya Piutang Rp76 Triliun, Kapan Bisa Ditagih Semua?
Kepala Subdirektorat Piutang Negara II Kementerian Keuangan Sumarsono mengatakan, pihaknya menginginkan penarikan piutang segera dapat dilakukan. Namun hal ini menghadapi sejumlah tantangan di antaranya karakteristik, bentuk piutang dan debitur.
Panitia Pengurusan Piutang Negara (PUPN) mencatat jumlah piutang negara atau daerah yang diurus PUPN sebanyak 50.769 Berkas Kasus Piutang Negara (BKPN). Adapun jumlah piutang tersebut tercatat dengan jumlah nilai outstanding sebesar Rp76,89 triliun.
Lalu kapan bisa ditagih semua?
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Bagaimana Kemendag memastikan kelancaran kegiatan ekonomi? Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
-
Bagaimana cara Kepala LKPP mendorong UMKK untuk berkontribusi dalam ekonomi Indonesia? Salah satunya dengan memasukan produknya di Katalog Elektronik. Sebagai marketplace terbesar yag dimiliki pemerintah, dengan memasukan produk dalam Katalog Elektronik, maka produk UMKK tersebut akan dilihat oleh 83 Kementerian/Lembaga dan lebih dari 500 Pemerintah Daerah.
-
Apa dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap para pelaku usaha tempe dan tahu? Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Kepala Subdirektorat Piutang Negara II Kementerian Keuangan Sumarsono mengatakan, pihaknya menginginkan penarikan piutang segera dapat dilakukan. Namun hal ini menghadapi sejumlah tantangan di antaranya karakteristik, bentuk piutang dan debitur.
"Kapan target? Kami inginnya kalau bisa sekali pukul selesai, tapi berkas kami beraneka ragam karakteristik, bentuk dan debiturnya," kata Sumarsono dalam diskusi virtual, Jakarta, Jumat (12/11).
Sumarsono melanjutkan, dengan adanya penumpukan piutang yang cukup besar, maka pihaknya menargetkan minimal 20 persen dari nilai outstanding bisa selesai dalam satu tahun. Alasannya, berkas terus masuk sebab aktivitas ekonomi terus berjalan.
"Sehingga pimpinan saat ini menargetkan setiap tahun harus bisa selesaikan 20 persen dari jumlah outsanding, hanya hitung outstanding. Agak kesulitan sebab berkas masuk lagi masuk lagi. Kenapa? Selama masih ada kegiatan ekonomi dan transaksi maka potensi piutang akan masih ada," jelasnya.
Meski demikian, Sumarsono meyakini, piutang triliunan tersebut akan bisa ditagihkan. "Tetapi kami yakini kami berupaya selesaikan piutang yang ada diserahkan ke PUPN," jelasnya.
Adapun tantangan yanh dihadapi oleh PUPN di antaranya adalah alamat tidak diketahui. Untuk menyelesaikan tantangan ini PUPN bekerja sama dengan Kementerian dan Lembaga terkait.
"Pada umumnya ini tantangan berupa alamat tak diketahui, namun dengan berbagai metode yang kami lakukan kami lakukan tracing alamat, pada umumnya bisa kami temui. Sebab kami akan kerjsama dengan KL terkait," jelasnya.
"Misalnya seperti alamat tidak diketahui, kami sudah lakukan berbagai macam kerjasama seperti dengan dukcapil bisa tracing dengan KTP, setelah dapat NIK pemadanan maka kita akan telusuri dan kita akan dapatkan alamat yang bersangkutan," tandasnya.
Baca juga:
Mengenal Tugas dan Fungsi PUPN Serta Nasib Aset yang Telah Disita Negara
Alamat Debitur Tak Lengkap Jadi Hambatan PUPN Tagih Piutang Negara
PUPN Catat Jumlah Piutang Negara dan Daerah Tembus Rp76,89 triliun
Daftar 4 Konglomerat Era Soeharto Lunasi Utang BLBI, Ini Profile Lengkapnya
Ini Tiga Opsi untuk Tekan Utang Garuda Indonesia dari Rp140 Triliun Jadi Rp52 Triliun
Pengertian Riba dan Contohnya, Pahami Ketentuannya dalam Islam