Nekat datangkan beras Vietnam, importir tergiur untung besar?
Importir diduga nekat datangkan beras Vietnam lantaran untung besar.
Kasus importasi 19.900 ton beras Vietnam sudah menjadi kasak-kusuk pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Sebagian pedagang menuding permainan itu dilakukan pedagang antar pulau dan gudang besar di blok K yang menjual beras premium.
Suyoto (50), salah satu pengecer di Blok A menyebut rekan-rekan di losnya tak pernah membeli beras impor. Namun dia membenarkan bahwa beberapa kali ada kabar sebagian pedagang mendapat pasokan beras dari luar negeri.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Kapan Hari Berang-Berang Internasional diperingati? Tidak lain adalah Hari Berang-Berang Internasional setiap 7 April. Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas lebih lanjut sejarah dan peran pentingnya.
-
Apa yang menjadi ciri khas Inter Milan? Identik dengan warna biru hitam, Inter merupakan klub dengan segudang prestasi.
-
Apa ciri khas dari Beras Rojolele? Beras Rojolele merupakan salah satu jenis beras yang cukup terkenal di Indonesia. Karakteristik beras ini memiliki tekstur yang pulen dan lembut. Aroma yang dihasilkan dari beras Rojolele ini sangat khas, harum, dan menyebar saat beras tersebut dimasak.
-
Kapan Hari Buruh Internasional diperingati? Hari Buruh Internasional rutin diperingati setiap 1 Mei sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan kaum buruh.
-
Kapan promo KURMA berakhir? Nasabah dapat memanfaatkan promo ini hingga 30 April untuk 1.500 nasabah pertama.
"Iya, katanya ada (beras Vietnam) yang masuk ke sini. Tapi itu di los lain barangkali," ujarnya kepada merdeka.com, Selasa (28/1).
Iwan (47), pedagang di Los AA1, juga membenarkan ada penjualan beras Vietnam. Dia menilai, tindakan importasi yang melanggar aturan itu nekat dilakukan lantaran untungnya besar.
"Mereka ambil dari sana Rp 8.000 per kilo. Jelas untung lah," ungkapnya.
Saat ini, beras lokal kualitas medium diambil dari pemasok daerah di kisaran Rp 7.500-8.200 per kilo. Sedangkan importir menjual beras impor dengan harga yang sama seperti beras lokal, sekitar Rp 8.700-9.000 per kilo.
"Makanya, selisih untungnya gede. Tetap untung lah mereka," kata Iwan.
Dari praktik yang biasanya Iwan ketahui, beras Vietnam itu akan langsung dicampur dengan beras kualitas medium lainnya. Sehingga terkesan sama seperti penjualan beras lokal.
Kasus ini pertama kali diungkap pedagang pasar Cipinang bernama Billy Haryanto kepada menteri-menteri yang tengah menggelar inspeksi pekan lalu. Tapi ketika itu laporannya disepelekan.
Awal pekan ini, Ditjen Bea Cukai membenarkan ada aktivitas impor untuk 19.900 ton. Kementerian Perdagangan dianggap terlibat, lantaran menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) kepada pelaku usaha swasta untuk mendatangkan beras.
Padahal swasta cuma boleh mengimpor beras khusus berharga mahal, misalnya jenis Japonica atau beras merah. Sedangkan untuk beras biasa, impor hanya dapat dilakukan di saat darurat, misalnya puso nasional atau cuaca buruk, dan itu adalah hak prerogatif Badan Urusan Logistik (Bulog).
Baca juga:
Pedagang Cipinang tak khawatir dijajah impor beras Vietnam
Beras Vietnam Ilegal, ramai-ramai membantah menerima jatah
Gita Wirjawan harus jelaskan soal impor beras diam-diam
Impor diam-diam, pemerintah dusta Indonesia surplus beras
Impor beras diam-diam, pedagang kecewa pemerintah berdusta