Niat jadi orang kaya, pengusaha ini malah bantu 5.000 petani jagung
Oleh karena itu, perlu dukungan pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar yang khusus membangun di industri pertanian.
Pengusaha jagung, Irvan Kolonas menjadi pemenang EY Social Entrepeneur Of The Year (EOY) 2015. EOY merupakan ajang bergengsi bagi wirausaha yang tahun ini diadakan untuk ke-16 kali di Indonesia.
Irvan yang merupakan CEO PT. Vasham Kosa Sejahtera fokus pada wirausaha untuk membantu petani jagung. Pria kelahiran Singapura, 6 Februari 1988 ini
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Mengapa para pengusaha muda termotivasi dengan kata-kata inspiratif? "Kesempatan bisnis itu bagaikan sebuah bis, sekali berhenti akan ada bis lain yang menyusul." - Richard Bronson
-
Bagaimana cara mendapatkan inspirasi? Salah satu cara menemukan inspirasi yang paling mudah adalah bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Saling berbagi dan bertukar pikiran tentu akan membuka wawasan dan juga ide-ide yang unik.
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
berhasrat menjadi orang terkaya di Indonesia. Namun, usai melihat para petani jagung yang kesusahan, Irvan malah lebih memilih untuk membantu para petani tersebut.
Pria lulusan University of Southern California ini, mengaku tak puas dengan dunia kerja yang dijalaninya. Pada 2013, Irvan pun mengunjungi para petani jagung di Lampung. Dia pun langsung merealisasikan mimpi dengan membantu para petani ini. Saat ini, Irvan memiliki 5.000 petani jagung.
Dengan teknologi startup yang dikembangkan, Vasham membantu para petani dalam bidang modal dengan sistem bagi hasil. Bagi petani, Vasham memberikan akses ke input pertanian secara kredit , pelatihan dan akses pasar.
"Kadang kita tidak tahu hidup mengambil kemana. Kalau bilang sama anak-anak muda 'follow your heart', itu klise, tapi benar," ujar Irvan di Financial Club, Jakarta, Selasa (26/4).
Irvan lahir di kalangan keluarga kaya. Namun, dia memilih menjadi orang nasionalis dengan membantu para petani. Awalnya, Vasham memberi pinjaman kepada 80 petani sekitar Rp 7 juta per petani, maka modalnya kurang lebih Rp 500 juta. Investasinya tersebut balik modal setelah musim panen.
Irvan menilai zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Menurut dia, para petani tak usah takut apabila tak memiliki modal, banyak inkubator dana untuk memulai wirausaha sosial. Biasanya, para perusahaan startup yang baru merintis membuka pinjaman mulai USD 25.000 hingga USD 100.000.
"Tapi jangan takut, siapa tau bisa menang. Karena banyak yang startup bener-bener dari nol," kata dia.
Cara kerja Vasham sebenarnya sangat sederhana, yaitu membantu petani mendapat pinjaman. Vasham pun bekerja sama dengan organisasi-organisasi kelompok tani.
Para petani harus mendaftar terlebih dahulu. Setelah itu, tim lapangan akan menentukan dana untuk luas lahan yang akan digarap. Selain itu, petani sendiri juga dapat memilih benih.
Vasham juga bekerja sama dengan pemerintah untuk menyediakan pupuk subsidi. Pasca panen, jagung dari petani akan diambil. Setelah itu dibeli oleh Vasham dengan harga yang tinggi.
"Jadi, dari ujung ke ujung kita bantu," jelas Irvan.
Untuk tantangan, kata dia, perusahaan startup pertanian lebih membutuhkan dana yang besar. Kemudian, pertanian terkendala dengan musim panen. Jarak antara desa ke kota juga jadi kendala, sehingga membutuhkan infrastruktur dan alat angkut.
Oleh karena itu, perlu dukungan pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar yang khusus membangun di industri pertanian. Irvan mengaku untuk mendapatkan kepercayaan petani melalui organisasi Bina Swadaya. Untuk membangun kepercayaan, visi yang sama menjadi kunci utama.
Vasham sendiri fokus di jagung, beras dan kedelai. Tujuannya adalah untuk menyamakan visi Indonesia, yaitu termasuk dalam lima komoditas swasembada pangan. Tahun depan, Vasham akan melebarkan wirausaha sosialnya ke Jawa Timur, baru Sulawesi Selatan. Saat ini, Vasham hanya memiliki petani di Jawa Tengah dan Lampung.
"Targetnya 200.000 petani meng-cover 7 provinsi di Indonesia. Karena potensi petani di Indonesia sangat besar," imbuh Irvan.
Sebagai wirausaha sosial, yang paling penting adalah dampak sosialnya. Maka kedepan, dia punya visi dengan memberi beasiswa bagi anak-anak petani. Dengan begitu, anak-anak petani dapat mengakses dunia kerja formal.
Dampaknya, jumlah petani semakin sedikit dan lahannya semakin luas. Vasham akan memberi modal kepada petani untuk membeli lahan.
"Petani yang lebih dikit itu tidak jelek. Yang bagus petani yang dikit tapi lahan pertanian jangan makin sedikit. Supaya petaninya seperti di Thailand rata-rata 2 hektar keatas. kalau di Jawa 0,4 hektar, bagaimana mau hidup," kata dia.
Irvan pun memberikan kiat-kiat untuk memulai wirausaha sosial. Dia pun meminta para pengusaha baru untuk tidak takut merasa rugi.
Menurut dia, perusahaan yang tumbuh tak masalah mengalami kerugian terlebih dahulu atau biasa disebut organic grow. Saat ini, banyak perusahaan-perusahaan yang menyediakan dana. Jadi, bisa cari dana di luar bank. Dengan demikian, perusahaan tumbuh dulu meskipun rugi.
"Jadi jangan takut cari modal startup. Mumpung saat ini lagi banyak-banyaknya," pungkas dia.
Tantangan social enterpreneur dengan less margin juga dapat menjadi strategi karena lebih stabil dan lebih komit. Pemerintah sendiri juga melihat ada dorongan bisnis yang pro rakyat. Jadi rakyat dimasukkan dalam ekosistem komunitas untuk berkembang bersama. Dengan begitu, pemerintah wirausaha sosial dan rakyat bekerja sama untuk meningkatkan mutu perekonomian.
(mdk/sau)