OJK ingatkan rentang waktu krisis ekonomi semakin pendek
Perekonomian Indonesia rentan dengan gejolak dunia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, frekuensi gejolak perekonomian dunia semakin sering dengan rentang waktu yang semakin pendek. Ini perlu diwaspadai karena perekonomian dan sistem keuangan Indonesia masih sangat dipengaruhi tren perekonomian global.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengatakan, tren pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) lebih banyak dipengaruhi sentimen global jangka pendek.
"Kita di dalam negeri tenang-tenang saja, tetapi ancaman krisis datang dari luar," kata Muliaman di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (18/5).
Sistem perekonomian Indonesia yang terintegrasi dengan sistem perekonomian global menyebabkan sensitifnya perekonomian Indonesia terhadap sentimen negatif pasar global. Ini disebabkan investor di Tanah Air didominasi oleh pihak asing.
"Perubahan sentimen ini akan mempengaruhi indeks di pasar modal dan nilai tukar Rupiah di pasar valas," imbuh Muliaman.
Secara khusus Muliaman menyoroti wacana The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga, sebagai kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap ekonomi domestik saat ini. "Selain itu, terkait recovery ekonomi AS, Eropa, China dan konflik perang di negara lainnya. Namun, kami berharap kedatangan lembaga rating (S&P) menjadi sentimen positif," imbuhnya.
Baca juga:
Krisis ekonomi, presiden Venezuela umumkan dekrit keadaan darurat
Antisipasi krisis keuangan, Kemenkeu-BI perkuat kerja sama di AMRO
Zimbabwe kehabisan uang tunai, masyarakat antre 3 hari di bank
Bank Dunia: Kelangkaan air jadi ancaman terbesar ekonomi dunia
Eskalasi teror dorong miliuner hengkang dari Eropa
Ini alasan BI ngotot wajibkan perusahaan nasional lakukan hedging
DPR: RUU PPKSK penting untuk penanggulangan krisis
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa kondisi sektor jasa keuangan nasional menurut OJK? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Kenapa krisis moral menjadi masalah di Indonesia? Krisis moral tengah masif terjadi di tengah masyarakat. Apa yang menjadi penyebab dan bagaimana dampaknya?
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).