Olah Limbah Kulit Ikan Pari dengan Modal Rp1,5 Juta, Ardi Kini Raup Omzet Rp50 Juta per Bulan
Ardiyansyah atau yang akrab disapa Ardi, mulai merintis usaha kerajinan tangan dari kulit pada 2013 dengan bekal ilmu yang didapat saat kuliah.
Lewat tangan terampilnya, kulit ikan pari diolah menjadi kerajinan tangan bernilai tinggi.
Olah Limbah Kulit Ikan Pari dengan Modal Rp1,5 Juta, Ardi Kini Raup Omzet Rp50 Juta per Bulan
Olah Limbah Kulit Ikan Pari dengan Modal Rp1,5 Juta, Ardi Kini Raup Omzet Rp50 Juta per Bulan
- Berawal dari Modal Rp200 Ribu, Mantan Pengemudi Ojol Buka Usaha hingga Raup Omzet Rp400 Juta Per Bulan
- Modal Tak Sampai Rp100 Ribu, Teteh di Bogor Sukses Raup Rp1 Juta per Hari dari Jualan Cireng Pinggir Jalan
- Nekat Bisnis Ikan Mas Koki, Modal Seadanya Hingga Bisa Raup Omzet Rp20 Juta per Bulan
- Kisah Pengusaha UMKM Akar Jawi Raup Omzet Rp20 Juta per Bulan, Modal Awal Cuma Rp200.000
Kulit ikan pari umumnya dianggap sebagai limbah karena bertekstur keras dan sulit diolah. Anggapan itu tidak berlaku bagi Ardiyansyah, pemilik usaha “Arma Leather and Craft”.
Lewat tangan terampilnya, kulit ikan pari diolah menjadi kerajinan tangan bernilai tinggi.
Ardiyansyah atau yang akrab disapa Ardi, mulai merintis usaha kerajinan tangan dari kulit pada 2013 dengan bekal ilmu yang didapat saat kuliah Jurusan Bahan Kulit, Karet dan Plastik di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.
Bermodal Rp1,5 juta, kini Ardi bisa menjual hingga 250 lembar kulit ikan pari crusting (telah disamak), dan 50 buah produk jadi seperti dompet, tas, dan lain-lain, dengan omzet mencapai Rp50 juta per bulan.
"Alhamdulillah, usaha saya sekarang sudah banyak kemajuan. Pelanggan terus bertambah dan tidak hanya dari Rembang saja. Ada yang dari Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan luar Jawa seperti Medan, Palembang, Kalimantan dan paling jauh Raja Ampat. Bahkan saya punya pelanggan dari China yang rutin ambil barang, dan terbaru ada pesanan juga dari reseller untuk pasar di Malaysia," kata Ardi.
Usaha Ardi kini semakin maju berkat pendampingan Rumah BUMN (RB) Rembang yang dikelola oleh PT Semen Gresik, yang merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).
Ardi mengisahkan, mulanya dia memanfaatkan kulit ikan ayam-ayam dan kulit ikan buntal dalam usahanya. Namun seiring berjalannya waktu, trennya menurun dan bahan baku sulit didapat.
Hingga akhirnya beralih ke kulit ikan pari karena melihat jumlahnya yang melimpah di Rembang dan hanya sedikit bahkan belum ada yang memanfaatkannya.
"Setahu saya, di Rembang ini hanya saya yang usaha dari kulit ikan pari. Dulu memang sempat ada satu, tapi sekarang sudah jarang terdengar. Karena untuk mengolah kulit ikan pari ini bisa dibilang cukup rumit ya. Perlu keterampilan khusus dan kesabaran karena prosesnya panjang sampai 15 hari, mulai menyamak sampai menghasilkan lembaran kulit crusting," ujar Ardi.
Kesulitan lain yang dihadapi oleh Ardi adalah pada pemasaran produk, mengingat peminat produknya berasal dari kalangan menengah ke atas. Produknya yang berbahan kulit ikan pari juga diakui kekuatannya sehingga awet.
Ardi bersyukur dapat bergabung di RB Rembang pada 2020. Selain menitipkan produk, dia juga mendapat berbagai pelatihan, mulai dari online marketing, manajerial, hingga diikutsertakan dalam pameran-pameran.
Produknya juga masuk dalam program Hampers Berkah UKM Rembang setiap menjelang Idul Fitri. Bagi Ardi, RB Rembang seperti energi yang memacu semangatnya untuk memajukan usaha dan memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya.
“Pada 2015 itu omzet saya rata-rata masih di angka Rp7 juta per bulan. Itu terbilang masih kecil. Akhirnya semua dikerjakan sendiri dengan dibantu istri karena belum bisa membayar karyawan. Tapi sekarang saya dibantu tujuh karyawan. Alhamdulillah bisa bermanfaat bagi sesama,” kata Ardi.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan kisah sukses Ardiyansyah membangun usaha kerajinan tangan dari kulit ikan pari semakin memperkuat tekad dan komitmen SIG sebagai perusahaan BUMN untuk terus mendukung kinerja dan pertumbuhan UMKM melalui pendampingan dan pembinaan agar dapat bersaing di kancah nasional maupun global.
"UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian karena mendukung pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan pemasalahan sosial seperti pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan. SIG berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan UMKM agar lebih banyak lagi melahirkan pengusaha-pengusaha sukses yang memberikan manfaat bagi kemajuan bangsa dan negara," kata Vita Mahreyni.