Pedagang Cipinang tak khawatir dijajah impor beras Vietnam
Pedagang beras Cipinang lebih khawatirkan para pemasok daerah potong kompas langsung ke pedagang ritel.
Pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, tak khawatir dengan masuknya beras impor. Hal lebih merisaukan mereka justru rantai pasokan yang kini dikuasai pemasok daerah.
Kehadiran beras Vietnam kualitas medium kata pedagang bernama Margiyo (55), kalaupun benar terjadi, tak pernah merusak harga beras lokal. Saat ini, dia justru lebih khawatir dengan langkah beberapa pedagang pasar, seperti di Kebayoran Lama yang langsung mendapatkan pasokan dari sentra padi Karawang.
"Sekarang Cipinang itu kan kebanyakan mengandalkan permintaan daerah. Tapi itu sudah dipotong duluan, ya di sini bukan pasar induk lagi," ungkapnya kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (28/1).
Margiyo menggambarkan, selisih ongkos mengambil ke Cipinang dibanding langsung mengambil dari daerah untuk 1 ton beras mencapai Rp 200.000. Pedagang kabarnya sudah melancarkan protes, tapi otoritas terkait tak bisa melakukan apa-apa. "Ya namanya sudah pasar bebas".
Iwan, pedagang di los AA1 juga mengeluhkan hal serupa. Kabar masuknya 19.900 ton beras Vietnam menurutnya mencuat karena ada pedagang yang nyambi menjadi importir tapi tidak kebagian jatah. Sebab, kenyataannya mayoritas harga di Cipinang ditentukan pasokan beras lokal.
"Itu yang enggak dapat (impor) ngamuk," cetusnya.
Buat Iwan, nasib pasar beras Cipinang yang lebih penting. Dia meramalkan, ketika semakin banyak pasar Jabodetabek tak perlu lagi membeli grosir ke pasar induk, peruntungan pedagang bakal meredup.
"Sekarang jam 3 sudah pada tutup. Omzet juga anjlok jauh, kalau dulu bisa jual sehari 300 ton, sekarang 100 ton sudah top. Ini pasar bakal jadi pasar biasa," kata Iwan.
Pekan lalu, sempat diberitakan laporan pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, bernama Billy Haryanto soal masuknya impor melanggar aturan. Saat rombongan menteri menggelar inspeksi, dia mengaku melihat sendiri 15.000 ton beras impor dari Vietnam.
Tapi laporannya ditanggapi ketus Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi. "Enggak ada kita kasih izin impor beras pak. Itu sudah pasti selundupan," kata Bayu.
Tak patah arang, Billy melapor ke Menko Perekonomian Hatta Rajasa bahwa masuknya beras impor itu merusak harga pasar beras lokal. Tapi jawaban yang dia terima senada, bahwa kemungkinan itu selundupan.
Billy akhirnya pergi dari rombongan menteri. Ditemui wartawan usai melapor, dia tetap meyakini ada oknum Kementerian Perdagangan bermain. "Dibilang surat itu enggak mungkin ada, padahal saya lihat sendiri," cetusnya.
Baca juga:
Beras Vietnam Ilegal, ramai-ramai membantah menerima jatah
Nekat datangkan beras Vietnam, importir tergiur untung besar?
Gita Wirjawan harus jelaskan soal impor beras diam-diam
Impor diam-diam, pemerintah dusta Indonesia surplus beras
Impor beras diam-diam, pedagang kecewa pemerintah berdusta
-
Kapan Emping Beras biasanya disajikan? Adanya tradisi tahunan yang digelar oleh Orang Darat, Emping Beras ini menjadi sajian utamanya saat merayakan Maras Taun. Bahkan, Emping Beras hanya bisa dijumpai saat momen tradisi Maras Taun berlangsung.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Kapan Hari Berang-Berang Internasional diperingati? Tidak lain adalah Hari Berang-Berang Internasional setiap 7 April. Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas lebih lanjut sejarah dan peran pentingnya.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan promo KURMA berakhir? Nasabah dapat memanfaatkan promo ini hingga 30 April untuk 1.500 nasabah pertama.