Pedagang Es Teh Dihina Gus Miftah, Ikatan Pedagang Pasar Respons Begini
Ikatan pedagang pasar Indonesia berharap pejabat publik tidak asal bercanda.
Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri memberikan pujian terhadap pedagang es teh yang dihina oleh Miftah Maulana Habiburrahman atau yang populer dengan panggilan Gus Miftah dalam sebuah acara tabligh akbar beberapa waktu lalu.
Dalam acara tersebut, Gus Miftah diduga mengolok-olok dengan kata "goblok" yang ditujukan kepada pedagang kaki lima penjual es teh.
- Pedagang Pasar Keluhkan Dampak Kebakaran, Kapolres Dumai Segera Hubungi Pjs Wali Kota
- Kemenperin Tuding Aturan Ini Jadi Biang Kerok Barang Impor Banjiri Pasar Domestik
- Pedagang Kecil Sampai Banting Meja, Penghasilan Krisis karena Usaha Sepi Malah Ditegur Pemerintah soal Pajak
- Pedagang Gorengan Jadi Perwira, Langsung Bersalaman dengan Jenderal Bintang 4 TNI
Mansuri menilai ucapan tersebut tidak hanya melukai perasaan pedagang kecil, tetapi juga tidak mencerminkan sikap seorang tokoh agama.
Apalagi, saat ini Gus Miftah menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
"Sebagai figur publik sekaligus pejabat yang seharusnya menjadi teladan, ucapan seperti itu sungguh disayangkan. Pedagang kaki lima adalah kelompok yang bekerja keras demi menghidupi keluarga mereka," ujar Mansuri dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/12).
Menurut Mansuri, pernyataan Gus Miftah berpotensi merusak citra kepemimpinan dan merugikan kelompok masyarakat kecil yang selama ini membutuhkan perlindungan dan dukungan.
“Gus Miftah memiliki peran besar dalam menjaga harmoni sosial. Ucapan kasar seperti ini justru kontraproduktif dengan tugas tersebut,” tambahnya.
Mansuri menyatakan bahwa Ikappi siap memfasilitasi pertemuan antara Gus Miftah dan pedagang yang bersangkutan untuk menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan.
"Langkah ini tidak hanya akan memperbaiki hubungan, tetapi juga menunjukkan kebesaran hati Gus Miftah sebagai tokoh agama dan pejabat publik,” bebernya.
Ikappi mendesak Gus Miftah untuk memberikan klarifikasi dan meminta maaf secara terbuka. Langkah ini dinilai penting untuk meredakan kekecewaan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap tokoh agama dan pejabat publik.
“Kita berharap agar seluruh pejabat publik menggunakan hati nurani dalam berkomunikasi dengan pihak manapun. Ini persoalan etika dan keberpihakan. Jadi, kami memohon sekali lagi kepada Gus Miftah untuk meminta maaf kepada pedagang kaki lima tersebut,” tandasnya.