Pembangkit panas bumi di Aceh mendapat pinjaman Rp 4,5 T
Indonesia mendapatkan pinjaman dari Jerman untuk mengembangkan sumber energi alternatif.
Pemerintah Jerman dan Indonesia sepakat bekerja sama mengembangkan sumber energi alternatif. Salah satu program yang akan jadi percontohan adalah pembangkit panas bumi (geothermal) di Kabupaten Seulawah Agam, Provinsi Aceh.
Jerman berniat memberi pinjaman lunak hingga 295 juta Euro atau setara dengan Rp 4,5 triliun buat pembangkit tersebut, serta tidak menutup kemungkinan proyek sejenis di lokasi lainnya.
-
Apa yang dihasilkan oleh PLTA Ketenger? Selain untuk menggerakkan turbin, air dari PLTA Ketenger juga dialirkan menuju saluran irigasi untuk mengairi pertanian sekitar.
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Kenapa PLN tampilkan proyek PLTS Terapung di AIPF? Dalam forum tersebut, PLN menunjukan komitmen dalam upaya pengurangan emisi karbon lewat pengembangan PLTS terapung pertama yang juga akan menjadi pasokan utama energi bersih di wilayah Pulau Jawa.
-
Mengapa PLTA Ketenger dibangun? Dikutip dari Wikipedia, PLTA Ketenger dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi rumah-rumah di Kota Purwokerto, Kabupaten Purbalingga, hingga Kebumen.
-
Di mana PLTS Terapung Cirata dibangun? Darmawan memaparkan, PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 MWp dibangun PLN berkolaborasi dengan perusahaan energi Masdar dari Uni Emirat Arab saat ini tengah memasuki proses finalisasi. PLTS yang menempati area seluas 200 hektar ini akan menghasilkan energi sebesar 245 juta kWh per tahun dan dapat memasok listrik setara untuk 50.000 rumah tangga.
-
Dimana program PTSL dilakukan? Sertifikat yang diserahkan merupakan hasil dari program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang terus digencarkan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel mengatakan pihaknya punya fokus pengelolaan lingkungan dengan setiap negara mitra. Termasuk di dalamnya pencarian energi baru dan terbarukan.
"Kita tahu pembangkit geothermal menghasilkan energi yang sangat bersih, sekaligus dapat mengurangi gas karbon, untuk itulah kita dukung proyek tersebut," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/9).
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Wismana Adi Suryabrata menyatakan, dari beberapa daerah dengan potensi panas bumi, yang sudah pasti akan didanai pinjaman dari Jerman adalah pembangkit di Aceh. "Untuk pembangunan geothermal yang kita identifikasi baru SeuLawah di Aceh, nanti akan kita pertimbangkan daerah lain. Ini mengarahnya pinjaman lunak," paparnya.
Kerja sama kedua negara ini berada dalam payung besar pengurangan emisi karbon. Sehingga selain pencarian energi baru terbarukan, pinjaman lunak dari Jerman juga diberikan kepada program pengolahan sampah di lima kota, serta penanganan kerusakan hutan. "Untuk manajemen sampah, nanti juga kita lihat, jumlahnya 5, kita lihat kota-kota mana yang bisa menerapkan," kata Wisana.
Karena baru berupa komitmen kerja sama, belum tentu dana itu langsung dibelanjakan pemerintah. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Robert Pakpahan mengatakan, bisa saja nanti pinjaman dari Jerman diarahkan ke BUMN atau lembaga lain terkait. "Ini masih payung awal, item-item-nya bisa lebih spesifik, bisa kita berikan ke PLN, nanti ada perjanjian pinjaman yang lebih konkret," kata Robert.
Komitmen pemberian hibah dan pinjaman dari Jerman kepada Indonesia mencapai USD 458 juta Euro (atau setara Rp 7 triliun). Dari rencana awal, dana siaga Rp 7 triliun itu dialokasikan paling besar ke program geothermal, mencapai 295 juta Euro. Disusul kemudian pengelolaan sampah yang mendapat plafon 75 juta Euro. Penanganan hutan diperkirakan menelan dana 36,5 juta Euro.
(mdk/idr)